Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Event Motor Trail Rusak Edelweis Rawa di Ranca Upas, Bagaimana Perizinannya?

Kompas.com - 09/03/2023, 13:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Event Motor Trail yang diselenggarakan oleh Paguyuban Putra Murni Kurnia Trail Adventure Feat TRAMAX"SS pada Minggu (5/3/2023) di Bandung, Jawa Barat menyita perhatian publik.

Pasalnya, kegiatan tersebut mengakibatkan kerusakan lahan edelwies rawa di Kampung Cai Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Bandung.

Manager Site Kampung Cai Ranca Upas, Argo Wibowo mengatakan, kerusakan tersebut karena peserta yang melenceng dan keluar dari jalur.

"Karena tidak adanya panitia di jalur, peserta motor trail jadi mabal (menyimpang) dari jalur dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," ujarnya, dilansir dari Kompas.com Rabu (8/3/2023).

Lantas, bagaimana perizinan event tersebut?

Diklaim sudah kantongi izin

Manager Site Kampung Cai Ranca Upas, Argo Wibowo memastikan bahwa pihak penyelenggara sudah mengajukan perizinan kepada General Manager (GM) Kampung Cai, Ranca Upas, Bandung Jawa Barat.

"Kalau terkait izin itu sudah, kalau tempat untuk event supaya bersurat ke pimpinan dan dari GM itu dipersilahkan menempuh perizinan-perizinan yang seharusnya, mulai dari keramaian, termasuk ke masyarakat," kata Argo dalam Kompas.com Rabu (8/3/2023).

Menurutnya, pihak penyelenggara secara profesional telah memenuhi semua perizinan yang disyaratkan untuk 700 peserta.

"Semua izin itu sebelum event ini dilaksanakan sudah ada ada komplit, dari IMI, desa, kecamatan, kepolisian, makanya ketika kami tahu ada peserta 700 yang masuk kita anggap panitia profesional, karena perizinan sudah komplit," jelas dia.

Baca juga: Perhutani Buka Suara Terkait Lahan Edelweis Rawa yang Rusak akibat Event Motor Trail

Hanya saja, fakta di lapangan tidak sesuai dengan yang tertulis dalam perizinan.

Jumlah peserta yang datang dalam event motor trail tersebut melebihi kapasitas yang diajukan.

"Kalau awalnya panitia menyampaikan ke saya dengan bahasa estimasi waktu hari Jumat terakhir dengan saya itu sekitar 700 orang tapi ketika dicek ke lapangan sekitar 1.600 orang peserta, jadi overload juga," ungkap Argo.

Sementara izin dari Perhutani dikeluarkan dengan ketentuan yang mengatur larangan sejumlah jalur.

Baca juga: 5 Fakta Rusuh Even Trail Ranca Upas, Kronologi, dan Edelweis Rusak

Kapolresta: tidak kantongi izin

Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo mengatakan event tersebut tidak mengantongi izin dari kepolisian.

"Mereka (panitia) tidak mengantongi izin dari Polresta Bandung," ucapnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Meskipun tidak mengantongi izin dari Polresta Bandung, Kusworo mengatakan tidak ada sanksi khusus yang diberikan kepada penyelenggara.

"Secara pidana tidak ada (sanksi)," tuturnya.

Baca juga: Kisah Mang Uprit, Penanam Edelweis Rawa di Ranca Upas yang Berjuang Sendiri dari Nol Melawan Manusia

Bukan pertama kali diadakan

Event motor trail di kawasan hutan Ranca Upas diketahui bukan kali pertama diadakan.

Setidaknya sudah tiga kali event serupa digelar di Kampung Cai Ranca Upas. Selama itu tidak ada kendala sama sekali.

Manager Site Kampung Cai Ranca Upas, Argo Wibowo mengungkapkan, pihaknya tidak akan melaporkan insiden kerusakan lahan Savana edelweis rawa itu ke kepolisian.

Argo mengaku lebih memikirkan bagaimana solusi dari insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com