Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Seks, Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Jepang Memilih untuk Tidak Punya Anak

Kompas.com - 09/04/2023, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang mengalami penurunan penduduk akibat dari tingkat kelahiran yang rendah.

Jumlah kelahiran yang terdaftar di Jepang anjlok ke rekor terendah pada tahun lalu.

Dilansir dari CNN, pada 2022, Jepang hanya memiliki 799.728 angka kelahiran. Jumlah tersebut adalah terendah dalam catatan dan menjadi penurunan angka kelahiran pertama di Jepang yang berada di bawah 800.000 kelahiran, menurut statistik yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Saat Banyak Sekolah di Jepang Tutup akibat Resesi Seks...

Berdasarkan data pemerintah, populasi Jepang terus menurun sejak ledakan ekonomi pada 1980-an dan mencapai 125,5 juta pada 2021 dengan tingkat kesuburan sebesar 1,3.

Jumlah tersebut masih jauh di bawah tingkat kesuburan yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil tanpa adanya imigrasi, yakni sebesar 2,1.

Populasi Jepang diproyeksikan menyusut hingga pertengahan abad ini, turun menjadi 88 juta pada 2065 atau penurunan sebesar 30 persen dalam 45 tahun.

Baca juga: Jepang dan Korsel Alami Resesi Seks, Apa Penyebabnya?

Lantas, apa yang menyebabkan tingkat kesuburan orang Jepang rendah dan alasan mereka tidak mau mempunyai anak?

Alasan banyak orang Jepang memilih tidak ingin punya anak

Ada beberapa penyebab dan alasan mengapa banyak orang Jepang yang tidak ingin memiliki anak, di antaranya:

1. Sedikit wanita muda yang menikah

Dikutip dari Asia Times, penurunan tingkat kesuburan di Jepang terutama disebabkan oleh lebih sedikitnya wanita muda yang menikah.

Proporsi wanita yang belum menikah pada usia reproduksi puncak 25-34 stabil hingga pertengahan 1970-an.

Sementara proporsi wanita lajang berusia 25–29 melonjak dari 21 persen pada 1975 menjadi 66 persen pada 2020.

Di sisi lain, proporsi yang sesuai untuk wanita menikah di usia 30–34 mengalami lompatan yang lebih dramatis dari 8 persen menjadi 39 persen.

Baca juga: Misteri Bola Besi Besar yang Ditemukan di Pantai Jepang...

2. Peningkatan kebutuhan ekonomi

Shibuya, Tokyo, Jepang. Jepang merupakan salah satu destinasi populer di kalangan warga China.UNPSLASH/JEZAEL MELGOZA Shibuya, Tokyo, Jepang. Jepang merupakan salah satu destinasi populer di kalangan warga China.

Wanita muda Jepang semakin enggan untuk menikah dan memiliki anak sebagian karena peningkatan pesat dalam peluang ekonomi mereka.

Partisipasi perempuan dalam meraih pendidikan dan gelar sarjana mulai meningkat pesat pada akhir 1980-an dan mencapai 51 persen pada 2020.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com