Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mengilmukan Jiwa

Kompas.com - 09/04/2023, 07:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KALIMAT “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” merupakan bagian penting pada lirik lagu Indonesia Raya di mana Wage Rudolf Supratman sengaja menggunakan kata kerja “bangunlah”, bukan “ilmulah”.

Adalah Universitas Gadjah Mada yang secara kelirumologis pertama kali sadar bahwa menggunakan istilah Ilmu Jiwa sebagai alih bahasa Indonesia terhadap istilah psikologi sebenarnya kurang tepat alias keliru.

Mungkin terjemahan kata Latin psi dalam bahasa Indonesia memang jiwa serta logos memang ilmu. Namun pada hakikatnya jiwa kurang tepat maka kurang layak dilogoskan alias diilmukan. Tidak semua di antara bumi dan langit perlu apalagi harus diilmukan.

Para cendekiawan UGM menawarkan terjemahan ilmu perilaku bagi psikologi yang menurut saya cukup bijak mengingat John Broadus Watson juga enggan menggunakan terminologi psikologi, namun menggantikannya dengan behaviourisme alias isme yang mempelajari perilaku.

Sementara Burrhus Frederic Skinner memang resminya guru besar psikologi di Universitas Harvard, namun lebih bangga menyebut diri sebagai behaviouris spesialis analisa perilaku, operant conditioning, behaviourisme radikal serta verbal behaviour.

Secara subyektif saya merasakan adanya keterkaitan antara eksperimen conditioning Pavlov dengan operant conditioning Skinner yang tentu saja harus ikhlas dikritik oleh para psikolog tradisional mainstream.

Keyakinan bahwa jiwa atau sukma atau roh bisa diilmiahkan juga didukung sepenuhnya oleh pemikir kesadaran, Daniel Dennett di dalam buku “Consiousness Explained” dipermantap “Bacteria to Bach and back” seiring sejalan dengan keyakinan Richard Dawkins, Geoffrey Miller dan Douglas Hofstadter.

Namun landasan keimanan saintifik Dennett sempat digoyang di samping oleh mahalinguis Noah Chomsky juga oleh mereka yang yakin bahwa satwa bahkan tanaman juga berhak untuk punya apa yang disebut sebagai jiwa atau sukma atau roh.

Suasana dibuat semakin rumit oleh pemikir etologis progresif seperti Peter Godfrey Smith yang menulis buku “The Other Minds” mengungkap hasil riset oktopus juga punya jiwa atau sukma atau roh meski beda konsep dari jiwa atau sukma atau roh yang sementara ini sudah diyakini oleh manusia.

Sebagai umat carnivora alias pemakan daging land-food, air-food maupun sea-food saya pribadi masih terombang-ambing oleh kebimbangan personal mengenai apakah ikan dan udang menggelepar-gelepar tatkala ditangkap oleh manusia sebagai sekadar refleks naluriah tanpa rasa sakit atau reaksi perasaan nuraniah akibat merasakan rasa sakit akibat satwa juga punya jiwa atau sukma atau roh.

Kebimbangan saya makin bimbang setelah melihat ayam yang kepalanya (maaf) sudah tidak ada ternyata tubuhnya masih bisa berjalan ke sana ke mari sebelum “mati”.

Selama saya belum bisa bertanya langsung kepada para ikan dan udang maupun ayam dalam bahasa yang kita bersama mengerti, maka saya hanya bisa mengambangkan diri untuk bertumpu pada apa kata para ilmuwan perilaku satwa khusus laut yang saling beda tafsir intelektual atau spiritual apalagi emosional satu dengan lain-lainnya.

Selama belum ada jawaban yang dijamin pasti memuaskan segenap pihak termasuk para ikan dan udang maupun ayam, maka mohon dimaafkan oleh para veg bahwa saya merasa masih punya alasan cukup kuat untuk lanjut makan udang dan ikan maupun ayam sebab terus terang saya bukan penganut aliran makan untuk hidup namun hidup untuk makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com