Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Berbohong Membatalkan Puasa?

Kompas.com - 30/03/2023, 16:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syarat sahnya puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, termasuk makan dan minum.

Bagi seorang Muslim yang tidak mampu menahan hal-hal tersebut, maka puasanya tidak sah atau batal.

Ketika Ramadhan, kita kerap mendengar nasihat untuk tidak berbohong agar puasanya tidak batal.

Baca juga: Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diucapkan?

Lantas, benarkah berbohong dapat membatalkan puasa?

Hukum berbohong saat puasa

Lembaga Fatwa Mesir memastikan, berbohong tidak membatalkan puasa, dikutip dari Elbalad News.

Namun, mereka mengingatkan bahwa berbohong dilarang secara syariat.

Bagi umat Islam, sebaiknya melakukan kebaikan dan menjauhi kebohongan, baik di dalam maupun di luar Ramadhan.

Baca juga: Lupa Tidak Niat Puasa Ramadhan, Apakah Tetap Sah?


Meski tidak membatalkan puasa, berbohong bisa menggugurkan pahala orang yang berpuasa.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Ada lima hal yang membatalkan pahala puasa orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu."

Bagi seseorang yang berpuasa dan kerap melakukan hal-hal di atas, maka ia tidak mendapat pahala apa pun, kecuali rasa haus dan lapar.

Baca juga: Apakah Memakai Lipstik Membatalkan Puasa?

Puasa sebagai ibadah privat

Berbohong seringnya dilakukan untuk menjaga perasaan pihak lain.Unsplash/Ben White Berbohong seringnya dilakukan untuk menjaga perasaan pihak lain.

Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis:

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."

Oleh karena itu, dianjurkan untuk menahan diri agar tidak berbohong untuk menjaga kualitas puasa seorang Muslim.

Baca juga: Bolehkah Sahur Saat Azan Subuh Dikumandangkan?

Padahal, Imam Ghozali dalam Asrarus Shaum menggambarkan puasa sebagai ibadah privat yang hubungannya langsung dengan Allah.

Hal ini berbeda dengan ibadah lain, seperti shalat, zakat, dan haji yang juga melibatkan manusia.

Keistimewaan puasa ini tertuang dalam sebuah hadis qudsi berikut:

"Semua amal perbuatan anak Adam (manusia) itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya."

Baca juga: Batalkah Puasanya apabila Kerap Membayangkan Azan Maghrib?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com