Beberapa mayat diapungkan dalam "kapal kematian" di sepanjang sungai atau melarungkannya ke laut.
Hal tersebut dipercaya sebagai bentuk mengembalikan jenazah kepada dewa atau tempat yang paling terhormat.
Famadihana, atau yang lebih dipahami sebagai “menari dengan orang mati” untuk menggambarkan tradisi pemakaman unik di Madagaskar ini.
Ritual pemakaman tersebut dilakukan oleh orang Malagasi dengan membuka kembali makam orang mati setiap beberapa tahun sekali.
Jasad kemudian dibungkus kembali dengan pakaian pemakaman yang baru sambil melakukan tarian di dekat makam dan diiringi musik.
Ritual ini dipercaya dapat mempercepat pembusukan dan mendorong arwah orang mati menuju akhirat.
Pemakaman langit adalah hal biasa bagi umat Buddha di Tibet, yang meyakini nilai mengirimkan jiwa orang yang mereka cintai ke surga.
Dalam ritual ini sekilas mirip dengan tradisi tower of silence, jenazah dibiarkan di luar, sering kali dipotong-potong, untuk kemudian dimakan oleh burung atau hewan lain.
Ritual pemakaman ini bertujuan untuk menghilangkan wadah tubuh yang kosong dan membiarkan jiwa pergi.
Baca juga: 10 Kerajaan Terbesar Sepanjang Sejarah, Apa Saja?
Upacara pemakaman dengan cara kremasi sudah umum dikenal. Namun bagaimana dengan mengubah abu orang yang meninggal menjadi manik-manik?
Hal ini menjadi tradisi unik di Korea Selatan, membuat manik-manik yang berkilau dan warna-warni dari abu kremasi.
Biasanya manik-manik tersebut akan ditempatkan di dalam vas kaca yang akan dipajang di rumah sebagai kenang-kenangan dan penghormatan kepada orang yang sudah meninggal.
Dilansir dari Matador Network, di sebuah provinsi utara pulau Luzon, Filipina, orang Igorot memiliki ritual pemakaman yang unik dengan menggantung peti di tebing.