KOMPAS.com - Masjid Qiblatain di Madinah, Arab Saudi menempati bagian penting dalam sejarah Islam.
Masjid ini menjadi saksi berpindahnya kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsa, Palestina ke Masjidil Haram, Mekkah.
Perpindahan kiblat ini pun termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 144:
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya".
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Apa Saja?
Saat ayat tersebut turun, Rasulullah SAW sedang melaksanakan shalat Dzuhur pada rakaat kedua dan masih menghadap ke Masjidil Aqsa, dikutip dari Aawsat.
Dengan demikian, Rasulullah SAW langsung berpaling ke arah Masjidil Haram dan melanjutkan dua rakaat akhir shalat Dzuhur.
Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW shalat menghadap kiblat Baitul Maqdis selama 16-17 bulan, sebelum akhirnya berpindah ke Masjidil Haram.
Baca juga: Profil Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Hari Ini Dibuka untuk Umum
Baca juga: Ramai soal Kerusuhan di Masjid Al-Aqsa, Bagaimana Respons Indonesia?
Masjid Qiblatain dibangun dua tahun setelah Rasulullah SAW pindah ke Madinah.
Batu bata lumpur, pelepah, dan batang kurma merupakan bahan awal yang digunakan untuk membangun Masjid Qiblatain, dikutip dari Arab News.
Semula, masjid ini diberi nama Masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.