Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja yang Dilakukan Umat Hindu Saat Hari Raya Nyepi?

Kompas.com - 21/03/2023, 11:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Raya Nyepi merupakan hari besar bagi penganut agama Hindu yang dirayakan setahun sekali menurut penanggalan Hindu.

Berdasarkan perhitungan sistem penanggalan Hindu, Nyepi jatuh pada tanggal pertama bulan ke-10 setiap Tahun Baru Saka.

Selama perayaan ini, umat Hindu menjalankan sejumlah ritual keagamaan sekaligus menghindari pantangan yang tidak boleh dilakukan.

Di Bali, seluruh masyarakat diimbau untuk berdiam di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk menghormati perayaan agama Hindu tersebut.

Lantas, apa saja yang dilakukan umat Hindu saat Hari Raya Nyepi?

Baca juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Nyepi di Indonesia, Apa Saja?


Upacara adat Hari Raya Nyepi

Perayaan Nyepi dilaksanakan selama 24 jam, tepatnya mulai Matahari terbit sekitar pukul 06.00 hingga keesokan harinya pukul 06.00.

Dilansir dari laman Kemenparekraf, ada sejumlah upacara adat yang dilangsungkan untuk menyambut Nyepi di Bali.

1. Upacara Melasti

Upacara Melasti di Pantai Boom Banyuwangi (Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan) Upacara Melasti di Pantai Boom Banyuwangi
Ritual pertama yang mengawali perayaan Nyepi di Bali adalah upacara Melasti.

Kegiatan ini dilangsungkan paling lambat saat tilem (bulan mati) atau sore hari sebelum hari raya Nyepi. Namun, bisa juga dilakukan tiga atau empat hari sebelumnya.

Menurut indonesiabaik.id, maksud dari acara ini adalah menyucikan bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta).

Upacara Melasti dilakukan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi. Umumnya, ritual Melasti dilakukan di pura yang berada di dekat laut, sumber air suci kelembutan, campuan, patirtan, atau segara.

2. Tawur Kesanga

Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar, Bali untuk memperingati Hari Raya NyepiShutterstock/I Wayan Sumatika Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar, Bali untuk memperingati Hari Raya Nyepi
Setelah Melasti, rangkaian perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau Mecaru. Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.

Tawur memiliki arti sama dengan saur dalam bahasa Jawa atau berarti melunasi utang dalam bahasa Indonesia.

Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh. Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh adalah representasi dari sifat buruk dan jahat manusia.

Karena itu, ogoh-ogoh akan dibakar di akhir perayaan ini sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com