Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Saja yang Dilakukan Umat Hindu Saat Hari Raya Nyepi?

Berdasarkan perhitungan sistem penanggalan Hindu, Nyepi jatuh pada tanggal pertama bulan ke-10 setiap Tahun Baru Saka.

Selama perayaan ini, umat Hindu menjalankan sejumlah ritual keagamaan sekaligus menghindari pantangan yang tidak boleh dilakukan.

Di Bali, seluruh masyarakat diimbau untuk berdiam di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk menghormati perayaan agama Hindu tersebut.

Lantas, apa saja yang dilakukan umat Hindu saat Hari Raya Nyepi?

Upacara adat Hari Raya Nyepi

Perayaan Nyepi dilaksanakan selama 24 jam, tepatnya mulai Matahari terbit sekitar pukul 06.00 hingga keesokan harinya pukul 06.00.

Dilansir dari laman Kemenparekraf, ada sejumlah upacara adat yang dilangsungkan untuk menyambut Nyepi di Bali.

Kegiatan ini dilangsungkan paling lambat saat tilem (bulan mati) atau sore hari sebelum hari raya Nyepi. Namun, bisa juga dilakukan tiga atau empat hari sebelumnya.

Menurut indonesiabaik.id, maksud dari acara ini adalah menyucikan bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta).

Upacara Melasti dilakukan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi. Umumnya, ritual Melasti dilakukan di pura yang berada di dekat laut, sumber air suci kelembutan, campuan, patirtan, atau segara.

Tawur memiliki arti sama dengan saur dalam bahasa Jawa atau berarti melunasi utang dalam bahasa Indonesia.

Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh. Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh adalah representasi dari sifat buruk dan jahat manusia.

Karena itu, ogoh-ogoh akan dibakar di akhir perayaan ini sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.

Empat larangan saat Nyepi yaitu amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Dharma shanti adalah silaturahmi yang dilakukan antara masyarakat umat Hindu, tokoh-tokoh umat beragama di Indonesia, dan pejabat negara untuk saling memaafkan.

Penutup rangkaian ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati bersih.

Selain itu, di kalangan para pemuda Hindu, akan dilakukan tradisi omed-omedan usai Ngembak Geni. Festival ini diadakan dengan cara para pemuda-pemudi akan berpelukan dan saling mencium untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.

Menurut Indonesia Kaya, omed-omedan dilakukan untuk menjalin silaturahmi antarsesama warga.

Ritual ini bukan ajang ciuman massal karena dilakukan dengan cepat dan dalam kondisi ricuh di mana kedua pihak beradu kekuatan.

Larangan saat Nyepi

Dikutip dari Kompas.com, ada empat pantangan yang wajib dipatuhi oleh umat Hindu. Larangan ini biasa disebut sebagai Catur Brata Penyepian.

1. Amati geni

Geni dalam bahasa Bali adalah api. Amati geni artinya tidak menyalakan api, lampu, dan berbagai benda elektronik lainnya selama 24 jam.

Hal itu dilarang karena api melambangkan kemarahan, iri hati, dan pikiran buruk manusia.

2. Amati karya

Karya merupakan aktivitas fisik. Amati karya berarti larangan untuk melakukan aktivitas di luar atau di dalam rumah selama Nyepi. Sebagai gantinya, umat Hindu disarankan membaca kitab-kitab suci seperti Weda atau kitab lainnya.

3. Amati lelungan

Lelungan adalah pergi atau bepergian. Ini artinya, umat Hindu dilarang bepergian selama perayaan Nyepi.

Mereka wajib berdiam diri di rumah dan bermeditasi untuk mengevaluasi hubungan mereka dengan Tuhan. Larangan ini juga diterapkan untuk menjaga alam dari gangguan manusia yang dianggap merusak.

4. Amati lelanguan

Lelanguan berasal dari kata "langu" yang artinya hiburan atau rekreasi. Amati lelanguan artinya umat Hindu dilarang mengadakan acara hiburan atau kegiatan bersenang-senang.

Selama Nyepi, mereka harus fokus mengingat Sang Hyang Widhi dan introspeksi diri.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/21/113000065/apa-saja-yang-dilakukan-umat-hindu-saat-hari-raya-nyepi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke