Saat ditanya soal kesamaan tanah bergoyang di Lumajang dengan likuifaksi setelah gempa Palu dan Donggala, Haryadi menyampaikan keduanya tidak sama.
Adapun, likuifaksi yang disebut juga tanah bergerak sempat menghebohkan publik usai dua wilayah tersebut diguncang gempa tahun 2018.
Ia menjelaskan bahwa likuifaksi diakibatkan oleh air tanah yang terkompresi akibat gempa.
Hal tersebut menyebabkan tanah berpasir akan disemburkan ketika gempa dan fenomena ini pernah terjadi di Maumere, Padamg, Lombok, termasuk Aceh.
"(Terjadi) di semua kawasan pantai berpasir. Pemicunya harus gempa. (Tanah bergoyang di Lumajang) kemungkinan akibat jenuh air pada badan tanah di bagian dalam," imbuh Haryadi.
Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur, Warga Diminta Mengungsi
Haryadi juga mengatakan, ditemukannya tanah bergoyang di Lumajang adalah pengingat bagi masyarakat agar tidak melupakan pemahaman terhadap asal usul wilayah saat pengembangan kawasan.
Sebab tanah bergoyang berisiko menyebabkan kerugian material dalam jangka pajang.
"Jangka pendek diberi saluran air di bawah permukaan," jelas Haryadi.
Baca juga: Tanah Bergerak di Sumedang, Puluhan Rumah Retak-retak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.