KOMPAS.com – Kurap atau ringworm adalah penyakit yang menyerang kulit dan bisa menular.
Disebut dengan ringworm karena kurap muncul menyerupai cacing yang membulat seperti cincin.
Penyebab penyakit yang juga dapat disebut dermatofitosis ini adalah jamur dan biasanya muncul di sela-sela atau bagian tubuh yang lembab.
Selain pada manusia, penyakit ini juga dapat ditularkan ke hewan, begitu pun sebaliknya.
Dilansir dari MayoClinic, ada beberapa gejala dari penyakit kurap ini, yakni:
Baca juga: 11 Jenis Penyakit Kulit dan Penyebabnya, Apa Saja?
Dikutip dari HealthLine, ada dua tahapan gejala tertularnya kurap dalam dua minggu sejak tertular penyakit ini, yakni:
Pada tahap ini, akan muncul bercak pada kulit yang berubah warna dan teriritasi. Terkadang hanya tampak bersisik dan sangat kering.
Pada tahap ini, akan terlihat ruam yang memulai membesar.
Bagian tengah ruam menyerupai kulit dengan area bersisik di sekitarnya.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah jamur.
Masih dari sumber yang sama, sekitar 40 spesies jamur seperti Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton dapat menyebabkan kurap.
Jamur dapat menular ke manusia melalui empat cara ini:
Seseorang bisa terinfeksi melalui sentuhan langsung dengan orang lain yang menderita kurap. Hal itu terjadi karena jamur dapat berpindah secara langsung dengan orang lain.
Seseorang juga dapat terkena kurap setelah menyentuh hewan yang terkena kurap. Hewan ternak dan hewan peliharaan dapat dengan mudah menularkan penyakit ini.
Seseorang akan terinfeksi benda atau permukaan lainnya yang terkontaminasi oleh jamur penyebab kurap. Biasanya, jamur ini tumbuh subur di benda dan permukaan yang berada di lingkungan lembab.
Manusia dan hewan dapat terkena kurap setelah kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi jamur penyebab kurap.
Baca juga: Apa Itu Kanker Kulit: Jenis, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, terdapat faktor lainnya yang memungkinkan seseorang lebih berisiko terkena kurap, di antaranya:
Dilansir dari WebMD, banyak cara untuk mencegah seseorang agar tidak tertular kurap seperti:
Baca juga: Apa Itu Campak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Bila sudah terkena penyakit ini, secepatnya gunakan obat antijamur tanpa resep dokter atau yang menggunakan resep.
Dikutip dari ClevelandClinic, berikut beberapa obat antijamur yang dijual bebas berupa krim, gel, atau bubuk, seperti:
Terdapat juga obat yang menggunakan resep dokter yang berupa obat oral, yakni:
Baca juga: 9 Tanda Diabetes yang Muncul di Kulit, Apa Saja?
Selain itu, terdapat sampo antijamur seperti sampo ketokonazol (Nizoral A-D) yang dapat menghentikan penyebaran kurap pada kulit kepala.
Selain menggunakan obat-obatan yang didapat dari apotek, terdapat beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kurap menggunakan bahan yang biasanya ada di rumah.
Dilansir dari HealthLine, berikut perawatan tersebut:
Minyak atsiri juga dapat menyembuhkan infeksi jamur seperti kurap, seperti minyak oregano, minyak serai, dan minyak pohon teh.
Minyak atsiri merupakan ekstrak yang sangat pekat dari bunga, tumbuhan, atau sejenisnya.
Lantaran minyak ini bisa sangat kuat, sehingga perlu sedikit diencerkan dengan dicampur minyak zaitun atau minyak kelapa.
Baca juga: Ramai soal Kulit Berubah Warna Menjadi Kuning, Benarkah Tanda Penyakit Hati?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.