Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Kakawin Ramayana

Kompas.com - 11/03/2023, 17:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA sangat terkesan hasil penelitian Prof. I Ketut Nuarca yang tertuang di dalam naskah ilmiah tentang Kakawin Ramayana yang ditulis dalam rangka Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.

Menurut Prof. I Ketut Nuarca, sejak peneliti Belanda, Hooykaas meneliti Kakawin Ramayana dengan mengadakan perbandingan pada dua versi sumber yang ada dalam khasanah sastra India berbahasa Sansekerta, ternyata hasilnya berbeda dengan asumsi yang berkembang sebelumnya.

Hooykaas membuktikan bahwa Kakawin Ramayana tidak bersumber dari Ramayana gubahan Walmiki, melainkan dari sebuah sumber lain, yakni Rawanawadha (gugurnya Rawana) gubahan pujangga Bhatti yang juga dikenal dengan nama lain, yakni Bhattikavya.

Tersimpulkan bahwa kakawin Ramayana yang menurut tradisi Bali dikarang oleh Yogiswara bersumber pada Rawanawadha atau Bhattikavya.

Bila dibandingkan kisah Rama yang terdapat dalam kakawin Ramayana dengan berbagai kisah Rama dalam khasanah sastra tulis lainnya seperti dalam sastra Melayu (Hikayat Sri Rama), Jawa (Rama Keling) serta dalam sastra-sastra Nusantara lainnya, maka dapat dikatakan kisah-kisah Rama tersebut tidak bersumber dari satu tradisi yang sama.

Dalam khasanah sastra Jawa Kuna terdapat satu karya sastra prosa yang sumbernya diambil dari Ramayana Sansekerta gubahan Walmiki, karya sastra dimaksud adalah Uttarakanda. Namun cerita Uttarakanda ini sama sekali tidak dijumpai di dalam kakawin Ramayana.

Dari sini dapat diasumsikan bahwa Uttarakanda ini kemungkinan di-jawakuna-kan jauh kemudian dari kakawin Ramayana, dan kemungkinan sengaja ditulis untuk menyebutkan bagian yang tidak ada pada kakawin Ramayana.

Opini kultural Prof I Ketut Nuarca tentang aneka ragam versi kisah Ramayana sepenuhnya saya dukung dengan fakta bahwa di Srilanka masa kini yang dahulu disebut Alengka terdapat kisah Ramayana yang saya sebut sebagai Rahwanayana dengan posisi penokohan terbalik ketimbang Ramayana versi Walmiki.

Rahwana yang ditampilkan sebagai tokoh jahat di Ramayana versi Walmiki yang menampilkan Rama sebagai tokoh baik terbalik ditampilkan pada Ramayana versi Srilanka yang saya sebut sebagai Rahwanayana menampilkan Rahwana sebagai tokoh protagonis, sementara Rama tokoh antagonis.

Di dalam Rahwanayana versi Srilanka, Shita bukan diculik Rahwana, namun sukarela melarikan diri dari Rama untuk bergabung ke Rahwana.

Segenap kenisbian penokohan itu pada hakikatnya mirip dengan kasus sejarah dipengaruhi politik, semisal Pangeran Diponegoro ditampilkan sebagai tokoh pahlawan oleh Indonesia, namun ditampilkan sebagai tokoh teroris oleh Belanda.

Atau Tan Malaka yang telah resmi ditokohkan sebagai Pahlawan Nasional masih dianggap pengkhianat oleh pihak-pihak tertentu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com