Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abdullah Mudzakir, Bug Hunter Asal Semarang yang Berhasil Temukan Kerentanan di Sistem Keamanan Google

Kompas.com - 08/03/2023, 20:05 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama Abdullah Mudzakir (18) baru-baru ini menjadi sorotan publik.

Hal ini lantaran, siswa SMK asal Semarang tersebut berhasil menemukan "bug" langka dalam sistem keamanan Google, perusahaan terkemuka di dunia.

Berkat penemuannya tersebut, Abdullah mendapatkan penghargaan sebesar 5.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 76 juta dari perusahaan teknologi ternama itu.

Lantas, bagaimana kisah Abdullah Mudzakir hingga ia bisa mendapatkan apresiasi dari perusahaan teknologi terkemuka tersebut?

Baca juga: 20 SMK Terbaik di Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK 2022

Kisah Abdullah Mudzakir

Abdullah Mudzakir atau sering disapa Dzakir, merupakan siswa kelas XII dari jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN 8 Kota Semarang.

Sebelum memilih untuk menjadi hacker, Dzakir awalnya masuk dalam dunia komputer lantaran tertarik untuk mempelajari progamming. Namun dalam perkembangannya, karena dirasa tidak cocok, akhirnya beralih untuk menjadi hacker.

"Pertama itu saya di programming dulu, terus saya coba belajar buat website sendiri dan ngerasa nggak cocok di programming. Lalu pindah ke networking (jaringan) hp, wifi, ruter, dipelajari terus masih enggak cocok," kata Dzakir kepada Kompas.com, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: 4 Dugaan Kebocoran Data yang Dibeber Hacker Bjorka

"Belajar jaringan itu awalnya pengen masuk ke (Teknik Jaringan dan Komputer) TKJ di Ungaran. Tapi karena merasa kurang menantang akhirnya coba hacking," tambahnya.

Pengenalannya dengan dunia hacking berawal dari seringnya mengakses salah satu grup Facebook yang membagikan hasil hacking di sebuah website.

"Grup ini membagikan hasil hacking-nya dengan merubah tampilan-tampilan di website, dan mulai saat itu ia tertarik dengan hacking.

Baca juga: Ciri-ciri WhatsApp Kena Hack dan Cara Melaporkannya


Mulai belajar melakukan bug bounty

Sebelum Google, Dzakir mengaku sudah sering melaporkan bug bounty ke perusahaan-perusahan lain di Indonesia dan luar negeri.

Bug bounty adalah program yang memungkinkan peretas atau hacker untuk mendeteksi dan memperbaiki bug sebelum diketahui oleh publik.

Enam bulan pertama sewaktu mempelajari bug bounty, Dzakir mengaku tidak menemukan apa-apa. Lalu beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan sesuatu di website Provinsi Jawa Tengah.

"Sejak saat itu, saya semakin tertantang," katanya.

Setelah puas dengan website di Indonesia, ia memutuskan untuk mencari bug bounty di perusahan-perusahan luar.

Halaman:

Terkini Lainnya

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com