Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Peru

Kompas.com - 01/03/2023, 18:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Flu burung atau H5N1 telah membunuh 716 singa laut di kawasan lindung Peru, ketika virus itu merebak di seluruh wilayah.

Bukan hanya singa laut, flu burung juga telah membunuh puluhan ribu burung, sebagian besar burung pelikan di Peru.

Dikutip dari The Canberra Times, kasus virus flu burung pertama tercatat di November 2022 pada unggas di bagian utara negara itu.

Sejak saat itu, tercatat sudah ada 63.000 burung yang mati akibat flu burung.

"Kami juga telah mencatat sejak pertengahan Januari kematian yang tidak biasa dari banyak singa laut," kata Kepala Pengawasan National Service of Natural Protected Areas, Roberto Gutierrez.

Baca juga: Kemenkes Selidiki Dugaan Flu Burung di Kalsel, Usai Ditemukan Kasus Kematian Unggas

"Sejauh ini, kami memiliki sekitar 716 singa laut mati di tujuh kawasan alami yang dilindungi di pantai," sambungnya.

Populasi singa laut di Peru pada 2020 tercatat sekitar 110.000 ekor, terutama di kawasan pesisir Ica dan cagar alam Paracas.

Dalam beberapa minggu terakhir, petugas dari Dinas Kehutanan dan Margasatwa National Peru telah mengumpulkan dan menguburkan ratusan singa laut di beberapa pantai Peru.

Mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dengan sarung tangan dan masker.

Seperti diketahui, kasus flu burung belum lama ini memicu kekhawatiran baru setelah adanya infeksi pada manusia di Kamboja.

Pihak berwenang Kamboja melaporkan dua kasus flu burung, termasuk seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang meninggal karena virus itu.

Ini merupakan kasus pertama flu burung di Kamboja sejak wabah meluas pada 2014, dikutip dari laman resmi PBB.

Baca juga: Pakar Sebut Kasus Flu Burung di Indonesia Berpotensi Sama seperti di Kamboja


Hampir semua kasus infeksi H5N1 pada manusia terkait kontak erat dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap risiko dari virus ini dan mendesak peningkatan kewaspadaan pada semua negara.

Dari 2003 hingga 25 Februari 2023, total 873 kasus H5N1 pada manusia dan 458 kematian telah dilaporkan secara global di 21 negara.

Namun berdasarkan informasi terkini, WHO menyarankan untuk tidak menerapkan pembatasan perjalanan atau perdagangan apa pun.

Sampai saat ini, bukti menunjukkan bahwa virus tidak menginfeksi manusia dengan mudah, dan penularan dari orang ke orang tampaknya tidak biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com