Diabetes tipe 2
Risiko diabetes tipe 2 meningkat jika Anda:
- Kelebihan berat badan
- Berusia 45 tahun atau lebih
- Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kondisi tersebut
- Tidak aktif secara fisik
- Pernah mengalami diabetes gestasional
- Memiliki pradiabetes
- Memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau trigliserida tinggi
Diabetes tipe 2 juga secara tidak proporsional mempengaruhi populasi ras dan etnis tertentu.
Orang dewasa yang memiliki keturunan Afrika-Amerika, Hispanik atau Amerika Latin, atau Asia-Amerika lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes tipe 2 daripada orang dewasa kulit putih, menurut penelitian pada 2016.
Baca juga: Benarkah Diabetes Dapat Memicu Kebotakan?
Diabetes tipe 1.5
Diabetes tipe 1.5 ditemukan pada orang dewasa di atas 30 tahun dan sering disalahartikan sebagai tipe 2.
Namun, orang dengan kondisi ini belum tentu kelebihan berat badan, dan pengobatan oral serta perubahan gaya hidup tidak berpengaruh.
Diabetes gestasional
Risiko untuk diabetes gestasional meningkat jika Anda:
- Kelebihan berat badan
- Berusia di atas 25 tahun
- Menderita diabetes gestasional selama kehamilan sebelumnya
- Sudah pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon
- Memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2
- Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Baca juga: 4 Manfaat Daun Sembung, Termasuk Cegah Komplikasi Diabetes
Komplikasi diabetes
Dikutip dari Mayo Clinic, gula darah tinggi merusak organ dan jaringan di seluruh tubuh.
Semakin tinggi gula darah dan semakin lama menderita diabetes, semakin besar juga risiko komplikasi yang mungkin akan terjadi.
Komplikasi yang terkait dengan diabetes meliputi:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular): Diabetes dapat meningkatkan risiko masalah jantung. Ini termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis).
- Kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati diabetik): Terlalu banyak gula bisa melukai dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, rasa terbakar atau nyeri yang biasanya dimulai di ujung jari kaki atau jari tangan dan secara bertahap menyebar ke atas.
- Kerusakan ginjal akibat diabetes (nefropati diabetik): Ginjal menampung jutaan pembuluh darah kecil (glomeruli) yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem penyaringan yang rumit ini.
- Kerusakan mata akibat diabetes (retinopati diabetik): Diabetes dapat merusak pembuluh darah mata yang bisa berakibat pada kebutaan.
- Kerusakan kaki: Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki meningkatkan risiko banyak komplikasi kaki.
- Kondisi kulit dan mulut: Diabetes dapat membuat Anda lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
- Gangguan pendengaran: Masalah pendengaran lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
- Penyakit alzheimer: Diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko demensia, seperti penyakit alzheimer.
- Depresi: Gejala depresi umum terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Baca juga: Benarkah Diabetes Termasuk Penyakit Keturunan?
Komplikasi diabetes gestasional
Shutterstock/Elnur ilustrasi bahaya diabetes gestasional bagi ibu hamil dan bayi.
Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional melahirkan bayi yang sehat. Namun, kadar gula darah yang tidak diobati atau tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah bagi Anda dan bayi.
Komplikasi pada bayi dapat disebabkan oleh diabetes gestasional, antara lain:
- Kelebihan pertumbuhan: Glukosa ekstra dapat melewati plasenta yang memicu pankreas bayi untuk membuat insulin ekstra. Ini dapat menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar dan menyebabkan kelahiran yang sulit dan terkadang perlu operasi caesar.
- Gula darah rendah: Terkadang bayi dari ibu dengan diabetes gestasional mengalami gula darah rendah (hipoglikemia) segera setelah lahir. Ini karena produksi insulin mereka sendiri tinggi.
- Risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari: Bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
- Kematian: Diabetes gestasional yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian bayi sebelum atau segera setelah lahir.
Komplikasi pada ibu juga dapat disebabkan oleh diabetes gestasional, antara lain:
- Preeklampsia: Kondisi tubuh memiliki terlalu banyak protein dalam urine. Sehingga menyebabkan pembengkakan di tungkai dan kaki.
- Diabetes gestasional: Jika Anda menderita diabetes gestasional dalam satu kehamilan, kemungkinan besar Anda akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya.
Diagnosis dan pengobatan diabetes
Ilustrasi suntik insulin
Dilansir dari
Badan Kesehatan Dunia (WHO), diagnosis dini dapat dicapai melalui pengujian glukosa darah yang relatif murah.
Pengobatan diabetes melibatkan diet dan aktivitas fisik bersamaan dengan penurunan glukosa darah dan kadar faktor risiko lain yang diketahui merusak pembuluh darah.
Intervensi yang hemat biaya dan layak dilakukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah meliputi:
- Kontrol glukosa darah, terutama pada diabetes tipe 1: Penderita diabetes tipe 1 membutuhkan insulin, penderita diabetes tipe 2 dapat diobati dengan obat oral, tetapi mungkin juga memerlukan insulin.
- Kontrol tekanan darah.
- Perawatan kaki (perawatan diri pasien dengan menjaga kebersihan kaki dengan memakai alas kaki yang sesuai, dan pemeriksaan kaki secara teratur oleh layanan kesehatan).
Intervensi penghematan biaya lainnya meliputi:
- Skrining dan pengobatan untuk retinopati (yang menyebabkan kebutaan).
- Kontrol lipid darah (untuk mengatur kadar kolesterol).
- Skrining untuk tanda-tanda awal penyakit ginjal terkait diabetes dan pengobatan.
Baca juga: 7 Ramuan Herbal untuk Penderita Diabetes, dari Jahe hingga Daun Mangga
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: 9
Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.