Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Anjurkan Masyarakat Skrining untuk Deteksi Dini Kanker, Apakah Ditanggung BPJS Kesehatan?

Kompas.com - 21/02/2023, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menganjurkan masyarakat melakukan skrining kesehatan berkala untuk deteksi dini kanker.

Menurut Budi, deteksi dini berpeluang besar meningkatkan kesempatan menjadi penyintas penyakit tidak menular seperti kanker.

Dengan demikian, biaya perawatan, tingkat keparahan, kecacatan, bahkan kematian bisa dikendalikan.

"Kanker itu dapat dikendalikan, angka survival rate-nya tinggi tapi syaratnya harus deteksi dini. Sekitar 90% bisa dikendalikan," ujarnya dalam peringatan Hari Kanker Sedunia di Jakarta, Minggu (19/2/2023).

Lantas, apakah skrining kanker ditanggung BPJS Kesehatan?

Baca juga: Benarkah Pasien BPJS Kesehatan Hanya Bisa Rawat Inap Maksimal 3 Hari?


Skrining kanker ditanggung BPJS Kesehatan

Asisten Deputi Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan, Agustian Fardianto menjelaskan, BPJS Kesehatan menjamin layanan skrining sejumlah penyakit kanker.

Khusus layanan kanker serviks, skrining dilakukan melalui IVA, pap smear, dan krioterapi yang bekerja sama dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

Sementara untuk kanker payudara, deteksi dini dilakukan melalui program Sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri, serta Sadani atau pemeriksaan payudara klinis.

"Untuk kanker paru terdapat skrining berupa pemeriksaan fisik, sedangkan untuk kanker usus berupa pemeriksaan rectal touch dan darah samar feses," terang Agustian, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Agustian menuturkan, masyarakat yang ingin melakukan skrining kesehatan termasuk penyakit kanker dapat mengunjungi FKTP terlebih dahulu.

"Prinsipnya melalui pemeriksaan di FKTP dulu," kata dia.

Nantinya, masyarakat akan melalui skrining riwayat kesehatan terlebih dahulu untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan risiko penyakit.

Baca juga: Akan Dihapus mulai 1 Januari 2025, Berapa Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Saat Ini?

Daftar skrining kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan

Terpisah, anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Muttaqien menjelaskan, Permenkes Nomor 3 Tahun 2023 telah merinci skrining kanker yang ditanggung BPJS Kesehatan di FKTP.

"Dalam Permenkes Nomor 3 Tahun 2023 ada beberapa skrining kanker yang ditanggung BPJS di FKTP yang masuk biaya kapitasi dan non-kapitasi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin.

Merujuk Pasal 3 ayat (3), skrining kesehatan termasuk untuk penyakit kanker dengan tarif kapitasi, antara lain:

  • Pemeriksaan tekanan darah untuk penyakit stroke, ischemic heart disease, dan hipertensi
  • Pemeriksaan payudara klinis untuk penyakit kanker payudara
  • Pemeriksaan kadar haemoglobin (Hb) untuk penyakit anemia pada remaja putri
  • Pemeriksaan fisik paru untuk penyakit tuberkulosis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker paru
  • Pemeriksaan rapid antigen hepatitis B dan C untuk penyakit hepatitis.

Sementara itu, pelayanan skrining kesehatan dengan tarif non-kapitasi bisa dilakukan untuk:

  • Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA-test) untuk penyakit kanker leher rahim (serviks)
  • Pemeriksaan pap smear untuk penyakit kanker leher rahim
  • Pemeriksaan gula darah untuk penyakit diabetes melitus
  • Pemeriksaan darah lengkap dan apus darah tepi untuk penyakit thalassemia
  • Pemeriksaan rectal touche dan darah samar feses untuk penyakit kanker usus.

Muttaqien mengungkapkan, deteksi dini pada penyakit kanker amat penting dilakukan. Sebab, berdasarkan data BPJS Kesehatan 2022, kanker masih menjadi penyakit yang menghabiskan biaya tertinggi kedua.

Biaya tersebut mencapai Rp 4,5 triliun dengan 3,1 juta kasus. Angka ini berada di bawah penyakit jantung, dengan pembiayaan mencapai 12,1 triliun untuk 15,4 juta kasus.

"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada peserta aktif JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) untuk mengoptimalkan pelayanan skrining ada di JKN," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com