KOMPAS.com – Para astronom telah menemukan sistem cincin baru di ujung tata surya.
Dilansir dari LiveScience, sistem cincin tersebut mengelilingi planet Quaoar yang berada di ujung tata surya.
Planet kerdil Quaoar berukuran lebih kecil dari pada Pluto, yakni sekitar setengah ukuran Pluto.
Dikutip dari Encyclopedia, sistem cincin planet adalah sejumlah besar partikel yang mengorbit di sekitar planet di wilayah berbentuk piringan datar.
Contoh dari planet yang terkenal mempunyai sistem cincin adalah Saturnus.
Sistem tersebut membingungkan para peneliti dikarenakan jarak cincin jauh dari planet induknya.
Baca juga: 9 Fenomena Astronomi 2023, dari Hujan Meteor hingga Gerhana
Sistem cincin ini sangat jauh jaraknya dari planet Quaoar.
Setidaknya terdapat enam planet yang mempunyai sistem cincin yang semuanya berdeketan dengan sistem cincinnya.
Seorang profesor fisika dan astronomi University of Sheffield Vik Dhillon mengatakan, hal tersebut merupakan menyangkal teori pembentukan cincin.
“Jadi ini benar-benar menantang teori pembentukan cincin kami,” ujar Dhillon.
“Sebelumnya dianggap tidak mungkin memiliki cincin sejauh itu, jadi singkatnya, cincin Quaoar adalah tantangan nyata untuk dijelaskan secara teoritis,” lanjutnya.
Jarak dari sistem cincin yang ada di Quaoar diperkirakan sekitar tujuh kali dari jari-jari Quaoar.
Jarak tersebut diperkirakan dua kali lebih jauh dari batas maksimum teoritis untuk sistem cincin, yang dikneal sebagai batas Roche.
Cincin yang melewati batas Roche dinggal tidak akan mampu bertahan sejauh itu dari planet induknya.
Cincin Quaoar terlalu kecil dan terlalu redup untuk dilihat melalui pencitraan secara langsung.
Baca juga: NASA Temukan Planet Seukuran Bumi di Zona Layak Huni, Seperti Apa Kondisinya?
Pengamatan tersebut menggunakan kumpulan teleskop berbasis darat dan teleskop berbasis Cheops.
Para anstronom melihat Quaoar melintas di depan suksesi bintang-bintang jauh, memblokir secara singkat memadamkan cahaya mereka saat Quaoar lewat.
Peristiwa tersebut biasa dikenal sebagai okultasi.
Mengamati bagaimana cahaya dari bintang jatuh memberikan informasi tentang ukuran dan bentuk objek yang samar
Hal itu dapat mengungkapkan apakah objek yang meningtervensi memiliki atmosfer atau tidak.
Dalam hal ini, bintik-bintik yang lebih kecil sebelum dan sesudah oklutasi utama memerlihatkan keberadaan keberadaan material mengorbit di sekitar Quaoar.
Baca juga: NASA Klaim Temukan “Bumi Super”, 2 Planet Layak Huni
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.