KOMPAS.com - Paru-paru basah, atau dalam istilah medis disebut pneumonia, adalah infeksi kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru.
Kantong udara dapat berisi cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.
Berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan seseorang terkena paru-paru basah.
Paru-paru basah paling serius bisa dialami bayi dan anak kecil, lansia, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah.
Baca juga: Bayi Bisa Alami Pneumonia dari Asap Rokok yang Menempel di Baju
Tanda dan gejala paru-paru basah bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia, dan kesehatan penderitanya secara keseluruhan.
Tanda dan gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, namun berlangsung lebih lama.
Baca juga: Apa Bedanya Pneumonia dengan Covid-19 yang Disebabkan Virus Corona?
Dikutip dari American Lung Association, berikut gejala paru-paru basah berdasarkan jenisnya:
Pneumonia bakterial adalah jenis penyakit paru-paru basah paling umum yang disebabkan oleh bakteri.
Pneumonia bakterial cenderung lebih serius dibandingkan jenis paru-paru basah lainnya, dengan gejala yang memerlukan perawatan medis.
Gejala paru-paru basah akibat bakteri ini dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba.
Penderita dapat mengalami demam yang meningkat hingga 40,5 derajat Celsius disertai keringat berlebih dan peningkatan pernapasan serta denyut nadi yang cepat.
Bibir dan kuku juga bisa memiliki warna kebiruan karena kekurangan oksigen dalam darah. Bahkan dapat berpengaruh terhadap keadaan mental penderitanya, seperti bingung atau mengigau.
Baca juga: 3 Penyebab Infeksi Pneumonia, Faktor Risiko, dan Gejalanya
Gejala awal jenis paru-paru basah ini mirip dengan gejala influenza, yakni demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas.
Gejala paru-paru basah yang disebabkan virus biasanya akan berkembang selama beberapa hari.