"Tapi ekor debu ini relatif lebih redup, sehingga hanya dengan teknik fotografi tertentu dapat dipotret atau direkam ketampakan ekor debu ini," imbuh dia.
Namun tak perlu khawatir, Andi mengatakan bahwa masyarakat masih dapat mengabadikan momen melintasnya komet langka ini secara umum dengan kamera DSLR.
Selain kamera DSLR, bisa juga dengan menggunakan kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop atau komputer.
Baca juga: Mengenal Komet: Pengertian, Asal Mula, hingga Contoh Komet
Andi menjelaskan, komet C/2022 E3 atau ZTF merupakan komet yang hanya melintas di dekat Bumi dalam kurun waktu 50.000 tahun sekali.
Lamanya komet ini melintas karena orbit yang berbentuk seperti hiperbola.
Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya.
Menurut Andi, komet ini pertama kali diamati pada 10 Juli 2021. Nama ZTF sendiri merupakan singkatan dari Zwicky Transient Facility, sebuah fasilitas pengamatan astronomis di Observatorium Palomar, California, Amerika Serikat.
Adapun komet ini, masih dapat diamati hingga 13 Februari 2023, sejak pukul 18.30 sampai 01.00 waktu setempat.
Pada tanggal tersebut, komet akan berkulminasi atau mencapai titik tertinggi pada pukul 19.00 waktu setempat di arah utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.