Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Protes ke Arema FC Usai Tragedi Kanjuruhan, Kantor Dirusak sampai Bus Dilempar Batu

Kompas.com - 31/01/2023, 20:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arema FC terus dihujani kritikan dan tuntutan untuk mundur dari kompetisi Liga 1 setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.

Mulai dari manajemen klub, pemain, termasuk tim pelatih mendapat teror lantaran klub berjuluk Singo Edan ini dinilai ikut bertanggung jawab atas hilangnya ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

Puncaknya terjadi pada Minggu (29/1/2023) ketika ratusan orang yang tergabung dalam Arek Malang Bersikap menggelar aksi protes di depan kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan No 42, Malang, Jawa Timur.

Kantor Arema FC dirusak dengan cara dilempari batu hingga menyebabkan dua orang penjaga kantor dan seorang warga terluka karena amukan massa.

Akibat insiden itu, manajemen Arema FC berencana untuk membubarkan tim dan mundur dari Liga 1 karena situasi yang dinilai tidak kondusif.

Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia

Baca juga: Suporter Sering Berulah, Ada Apa dengan Sepak Bola Kita?

Deretan protes ke Arema FC

Perusakan kantor hanyalah satu dari sekian aksi protes yang dilayangkan ke Arema FC selepas nyawa 135 orang hilang di Stadion Kanjuruhan.

Berikut deretan protes ke Arema FC yang menyebabkan perjalanan Adilson Maringa, dkk di Liga 1 menjadi terganggu.

1. Kantor didemo Aremania

Sebelum dirusak, kantor Arema FC sempat digeruduk Arema pada Minggu (15/1/2023).

Mereka meminta manajemen klub bertanggung jawab atas kematian ratusan orang ketika Tragedi Kanjuruhan.

Dilansir dari Kompas.com (16/1/2023), Aremania juga menilai manajemen klub kurang proaktif dalam memperjuangkan keadilan para korban tragedi Kanjuruhan.

"Klub seolah tanpa dosa dengan sepenuh hati melanjutkan kompetisi kembali menanggalkan empati seolah tragedi ini tidak pernah terjadi," kata seorang Aremania keika berorasi.

"Padahal tangis, luka, darah dan air mata korban serta korban jauh dari kata sembuh," tambahnya.

Aremania juga memprotes manajemen klub yang memfokuskan diri ke Liga 1 sehingga seolah-olah keluarga korban tragedi Kanjuruhan dibiarkan.

Tak main-main, Aremania juga melayangkan tunutan agar Singo Edan mundur dari Liga 1 dan melarang aktivitas klub di Malang Raya.

Baca juga: Sederet Kericuhan yang Pernah Mewarnai Arema dan Persebaya

Puluhan pemuda atau Arek Malang mendatangi Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang pada Minggu (29/1/2023) siang.KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Puluhan pemuda atau Arek Malang mendatangi Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang pada Minggu (29/1/2023) siang.

2. Ditolak di Magelang

Arema FC ditolak di Magelang ketika dijadwalkan bertemu Persita Tangerang di Stadion Moch Soebroto, Magelang pada Sabtu (17/1/2023).

Penolakan Arema FC di Magelang dilakukan oleh sekelompok suporter yang berempati terhadap Aremania selepas tragedi Kanjuruhan.

Suporter di Magelang meminta manajemen klub untuk memperjuangkan keadilan bagi korban tragedi Kanjuruhan dan Aremania.

Diberitakan Kompas.com (15/12/2022), aksi protes ini sempat diperbincangkan pengguna Twitter hingga menjadi trending topic.

PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) kemudian memindahkan venue pertandingan Arema FC vs Persita Tangerang ke Stadion Manahan, Solo.

Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?

Arema FC membuka tahun 2023 dengan menjalankan program latihan terpusat untuk persiapan putaran kedua Liga 1 2022-2023 di Agro Kusuma Kota Batu, Selasa (3/1/2023) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Arema FC membuka tahun 2023 dengan menjalankan program latihan terpusat untuk persiapan putaran kedua Liga 1 2022-2023 di Agro Kusuma Kota Batu, Selasa (3/1/2023) sore.

3. Tidak diberi izin bertanding di Semarang

Arema FC yang dilarang bertanding di Stadion Kanjuruhan menjadi kebingungan untuk mencari home base selama mengarungi Liga 1.

Stadion Jatidiri, Semarang yang semula direncanakan menjadi markas sementara pada akhirnya tidak dapat ditempati oleh Arema FC.

Dilansir dari Kompas TV, gagalnya Stadion Jatidiri sebagai kandang Arema FC selama musim ini disebabkan oleh aksi protes di Semarang.

Protes dilayangkan oleh supoter fanatik PSIS Semarang, Panser Biru, yang merasa keberatan markas andalan mereka digunakan Arema FC.

"Kami menolak keras Arema ber-home base di Semarang. Kami sesama suporter merasakan rasa yang sama Aremania belum mendapatkan keadilan," tulis Panser Biru dalam sebuah surat terbuka, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: 10 Klub Sepak Bola Termahal di Dunia 2022

Tampak depan bus yang digunakan Arema FC saat ke stadion untuk pertandingan pekan ke-20 Liga 1 2022-2023 melawan PSS Sleman yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Kamis (26/1/2022) malam.Dokumentasi Pribadi Tampak depan bus yang digunakan Arema FC saat ke stadion untuk pertandingan pekan ke-20 Liga 1 2022-2023 melawan PSS Sleman yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Kamis (26/1/2022) malam.

4. Bus dilempari batu

Selain insiden di atas, bus yang ditumpangi Arema setelah bertanding melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Kamis (27/1/2023) dilempari orang tak dikenal.

Insiden tersebut menyebabkan kaca bus menjadi pecah dan timbul kepanikan di antara pemain dan tim pelatih yang berada di dalamnya.

Kaca bus yang pecah berserakan di kursi penumpang sampai-sampai pemain dan tim pelatih Arema FC duduk di atas sandaran seat supaya terhindar dari lemparan batu.

Dari video yang beredar, situasi di dalam bus terasa mencekam dan terdengar suara pemain Arema FC yang mengecam pelaku pelemparan batu.

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengonfirmasi bahwa telah terjadi penyerangan terhadap bus Arema FC.

Ia menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan mengecek CCTV di sepanjang jalan yang dilewati bus Arema FC untuk mengidentifikasi pelaku pelemparan batu.

"Masuk di wilayah Sleman (penyerangan), kita masih sidik. CCTV dikumpulkan titik paling tepat di mana berdasarkan CCTV," ujar Suwondo dikutip dari Kompas.com (27/1/2023).

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Gas Air Mata Kedaluwarsa?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kaledioskop Hoaks 2022: Beragam Informasi Keliru soal Tragedi Kanjuruhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com