Diabetes tipe 2 ini terjadi ketika insulin tidak bekerja dengan benar. Tanpa insulin yang cukup, glukosa dapat menumpuk di aliran darah.
Peluang terkena diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia.
Tingkat diabetes tipe 2 meningkat seiring dengan peningkatan obesitas pada masa kanak-kanak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa obesitas mempengaruhi sekitar 18,5 persen anak-anak dan remaja berusia 2–19 tahun di AS pada 2015–2016.
Lebih dari 75 persen anak-anak dengan diabetes tipe 2 mengaku memiliki kerabat dekat yang sama-sama menderita tipe ini.
Hal ini dapat dikarenakan genetika dan gaya hidup bersama.
Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2 dikaitkan dengan peningkatan risiko.
Terkadang, orang tersebut membutuhkan obat. Namun, orang sering dapat mengelola diabetes tipe 2 dengan:
Baca juga: Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Dilihat dari Warna Lidah, Ini Tandanya
Gejala diabetes pada anak-anak, remaja, dan dewasa hampir sama. Beberapa gejala umum terjadi pada kedua jenis diabetes, tetapi ada juga beberapa perbedaan di antara keduanya.
Gejala diabetes tipe 1 pada anak cenderung berkembang pesat selama beberapa minggu. Sedangkan gejala diabetes tipe 2 berkembang lebih lambat.
Baca juga: 10 Gejala Diabetes yang Tak Biasa, Muncul di Tangan, Leher, dan Mulut
Anak-anak dan remaja dengan diabetes biasanya mengalami empat gejala utama, tetapi banyak anak yang hanya mengalami satu atau dua gejala.
Dalam beberapa kasus, mereka bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.