Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Terdingin di Dunia Tembus Minus 62 Derajat Celsius, Berapa Suhu Terendah yang Aman untuk Manusia?

Kompas.com - 21/01/2023, 11:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suhu kota terdingin di dunia, Yakutsk, menembus angka minus 62,7 derajat celsius.

Dilansir dari CNN, para ahli meteorologi mencatat bahwa suhu tersebut menjadi suhu terdingin dalam dua dekade.

Ibu kota Republik Sakha Rusia di Siberia Timur ini memiliki musim dingin yang bisa sangat ekstrem.

Para ahli mengatakan bahwa suhu dingin yang ekstrem bisa menimbulkan risiko fisik yang serius.

Sebab, udara yang sangat dingin bisa mematikan kulit yang terbuka dan membuat radang dingin yang membahayakan.

Lantas, berapa suhu terendah yang dapat diterima manusia?

Baca juga: Saat Suhu Kota Terdingin di Dunia Turun hingga Minus 50 Derajat Celsius...


Suhu terendah yang bisa ditahan manusia

Selain radang dingin, bahaya hipotermia juga membayangi musim dingin.

Salah satu korban yang disinyalir kemungkinan besar meninggal karena hipotermia adalah Ali Gombo (22), warga Rochester, Minnesota, yang ditemukan tewas di luar rumahnya saat suhu dingin ekstrem melanda wilayah tersebut.

Dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill New York Robert Glatter mengatakan, hipotermia bisa terjadi hanya dalam lima menit ketika suhu berada di minus 45,5 derajat celsius (setara dengan -50 derajat fahrenheit).

Bahkan, ketika suhu berada di minus 30 derajat celsius, hipotermia bisa terjadi dalam waktu sekitar 10 menit.

Pada suhu tersebut, hipotermia akan semakin berkembang jika manusia tidak mengenakan pakaian dengan benar, terutama di bagian kulit kepala, tangan, jari, dan wajah.

Baca juga: Begini Kehidupan di Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia dengan Suhu -40 Derajat Celsius

Ketika hipotermia menyerang, tubuh manusia akan kehilangan panas lebih cepat daripada yang dihasilkannya.

Hal tersebut berpengaruh terhadap suhu tubuh yang turun, disusul dengan jantung, otak, dan organ dalam yang tidak berfungsi.

"Tanpa penghangatan cepat, detak jantung dan pernapasan Anda semakin melambat, menyebabkan sirkulasi yang buruk ke otak, jantung, dan ekstremitas, yang berakibat fatal," kata Glatter, dilansir dari Valley News Live.

Kendati demkian, lama waktu seseorang tewas karena hipotermia ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti jenis paparan.

Baca juga: Penyebab Suhu Dingin dan Daerah dengan Suhu Terdingin di Indonesia

Respons tubuh saat suhu dingin

Pasar Krestyanskiy di Yakutsk, Republik Sakha. Yakutsk mencatatkan suhu terendah dalam dua dekade terakhir, yang mencapai minus 62 derajat Celcius. Pasar Krestyanskiy di Yakutsk, Republik Sakha. Yakutsk mencatatkan suhu terendah dalam dua dekade terakhir, yang mencapai minus 62 derajat Celcius.
Tubuh manusia tidak dirancang untuk hidup di cuaca dingin yang ekstrem.

Kendati tubuh sebagian besar Homo Sapiens tidak memiliki pengalaman hidup tinggal di suhu di bawah nol, kecerdasan spesies ini mampu membuat mereka bertahan di cuaca dingin.

Dilansir dari BBC, saat cuaca dingin terjadi, tubuh manusia memiliki beberapa mekanisme pertahanan.

Salah satunya, mencoba meningkatkan suhu inti tubuh. Biasanya ditandai dengan rasa menggigil atau merinding.

Hipotalamus, kelenjar di otak, akan merangsang reaksi-reaksi tersebut untuk menjaga agar organ tubuh vital menusia tetap hangat.

Seiring berjalannya waktu, manusia belajar dari hewan berdarah panas mengenai bagaimana mereka bertahan hidup di tengah cuaca dingin yang ekstrem.

Hewan-hewan kutub ini menutupi tubuh mereka dengan bulunya. Tujuannya, untuk memerangkap udara hangat di dalam tubuh. Selain itu, hewan-hewan tersebut juga memiliki lemak dalam jumlah besar sehingga mampu menyimpan panas dalam tubuh.

Belajar dari sifat-sifat hewan berdarah panas ini, para ilmuwan di Antartika mengatakan bahwa manusia mulai mengenakan pakaian berlapis-lapis untuk menangkap dan mengunci udara hangat di tubuhnya.

Baca juga: Planet Terpanas dan Terdingin di Tata Surya

Cara bertahan hidup warga Yakutsk

Di Yakutsk, suhu dingin tereksrem bisa mencapai minus 62 derajat celsius.

Kondisi tersebut terjadi pada Januari di mana para penduduk akan melakukan tindakan ekstra untuk tetap bertahan hidup.

Menurut CNN, pada musim dingin yang ekstrem, warga di Yakutsk akan menyesuaikan cara berpakaian mereka untuk menghadapi gempuran rasa dingin.

Mereka akan berpakaian dengan teknik layering, yakni mengenakan pakaian hangat secara berlapis-lapis.

Meskipun terkenal sebagai kota terdingin di dunia, Yakutsk tetap menjadi destinasi menarik bagi para petualang yang ingin merasakan hidup di tempat paling dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com