Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Tidak Sehat, Ini Alasan Kenapa Nasi Minyak Digemari di Indonesia

Kompas.com - 21/01/2023, 09:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Ia menambahkan bahwa konsumsi makanan berminyak tentu diperbolehkan namun jangan melebihi kebutuhan atau bahkan menjadi kegemaran.

Meskipun begitu, sekarang sudah banyak masyarakat yang paham tentang kandungan gizi makanan dan dampaknya bagi kesehatan.

"Jadi saya rasa sudah mulai banyak yang sadar akan pentingnya mengetahui kandungan gizi dan manfaat makanan bagi tubuh sehingga sudah mulai banyak yang aware dengan pola makan masing-masing," imbuhnya.

Baca juga: Ramai soal Nasi Minyak di Surabaya, Ahli Ingatkan Bahaya Kolesterol

Terlalu banyak konsumsi nasi minyak picu berbagai penyakit

Menanggapi video viral nasi minyak yang banyak beredar di media sosial, Banun juga menjelaskan bahwa masyarakat harus tetap bijak dalam mengikuti tren.

"Konsumsi minyak berlebih dapat menimbulkan banyak dampak negatif, seperti meningkatkan asupan lemak harian," katanya.

Ia menambahkan jika asupan lemak melebihi anjuran kebutuhan per hari, maka dapat meningkatkan risiko dislipidemia, penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

Terlebih jika dilakukan berulang atau dalam frekuensi yang cukup sering.

Baca juga: Kemenkes Buka Suara soal Kasus Bayi Usia 54 Hari Meninggal Usai Diberi Minum Ramuan Tradisional

Sementara itu, pakar nutrisi Tan Shot Yen menjelaskan bahwa nasi minyak dari jelantah memiliki risiko meningkatnya lemak darah dan bisa merusak organ tubuh.

Selain itu, nasi minyak dari jelantah bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan malabsorbsi atau tubuh tidak bisa mencerna makanan.

Jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat berisiko terbentuknya batu empedu.

Baca juga: Ramai soal Nasi Minyak di Surabaya, Ahli Ingatkan Bahaya Kolesterol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com