Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dianggap Tidak Sehat, Ini Alasan Kenapa Nasi Minyak Digemari di Indonesia

Hal itu seperti yang ditwit akun Twitter @txtdrkuliner, Senin (16/1/2023).

Dalam unggahan video berdurasi 49 detik itu, tampak bahwa nasi minyak disajikan dengan nasi, ayam, lalapan, dan sambal yang ditambahkan dengan minyak jelantah.

Hingga Jumat (20/1/2023), unggahan video di Twitter itu sudah diputar sebanyak 11,9 juta dengan mendapatkan 5.724 komentar dari warganet.

Siapa sangka nasi minyak justru banyak digemari oleh masyarakat

Bahkan dalam unggahan video tersebut terlihat bahwa banyak orang yang mengantre dan sangat menikmati nasi minyak.

Lantas, mengapa nasi minyak begitu digemari?

Apa itu nasi minyak?

Dilansir dari Kompas.com (19/1/2023), nasi minyak sebenarnya adalah makanan khas Palembang, Sumatera Selatan, yang disantap dengan tambahan lauk pauk, seperti malbi atau semur daging khas Palembang, kari kambing, dan sambal nanas.

Kuliner tersebut diberi nama nasi minyak, karena proses memasaknya menggunakan minyak Samin yang dicampur dengan rempah-rempah.

Rempah yang digunakan, antara lain ketumbar, jahe, jintan, kayu manis, bunga lawang, cengkeh, kapulaga, serai, dan pala.

Alasan nasi minyak digemari masyrakat Indonesia

Ahli gizi Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma’rifah Fatshidi mengatakan bahwa budaya masyarakat di Indonesia memang cenderung menyukai makanan yang digoreng dan berminyak.

Hal itu bisa juga menjadi salah satu faktor kenapa nasi minyak banyak diminati.

Ia memberikan contoh bahwa penjual gorengan bisa lebih ramai pembeli dibandingkan dengan penjual makanan lainnya.

"Pada bulan ramadhan juga budaya kita terbiasa berbuka puasa dengan sajian gorengan, bahkan beberapa mungkin ada yg konsumsi gorengan sebagai lauk. Hal tersebut tentu boleh, tetapi harus tetap ada batasannya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/1/2023).

Ia menambahkan bahwa konsumsi makanan berminyak tentu diperbolehkan namun jangan melebihi kebutuhan atau bahkan menjadi kegemaran.

Meskipun begitu, sekarang sudah banyak masyarakat yang paham tentang kandungan gizi makanan dan dampaknya bagi kesehatan.

"Jadi saya rasa sudah mulai banyak yang sadar akan pentingnya mengetahui kandungan gizi dan manfaat makanan bagi tubuh sehingga sudah mulai banyak yang aware dengan pola makan masing-masing," imbuhnya.

Terlalu banyak konsumsi nasi minyak picu berbagai penyakit

Menanggapi video viral nasi minyak yang banyak beredar di media sosial, Banun juga menjelaskan bahwa masyarakat harus tetap bijak dalam mengikuti tren.

"Konsumsi minyak berlebih dapat menimbulkan banyak dampak negatif, seperti meningkatkan asupan lemak harian," katanya.

Ia menambahkan jika asupan lemak melebihi anjuran kebutuhan per hari, maka dapat meningkatkan risiko dislipidemia, penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

Terlebih jika dilakukan berulang atau dalam frekuensi yang cukup sering.

Sementara itu, pakar nutrisi Tan Shot Yen menjelaskan bahwa nasi minyak dari jelantah memiliki risiko meningkatnya lemak darah dan bisa merusak organ tubuh.

Selain itu, nasi minyak dari jelantah bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan malabsorbsi atau tubuh tidak bisa mencerna makanan.

Jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat berisiko terbentuknya batu empedu.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/21/090000565/dianggap-tidak-sehat-ini-alasan-kenapa-nasi-minyak-digemari-di-indonesia

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke