KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal menindak tegas peserta Rekrutmen Bersama BUMN batch 2 yang terbukti berbuat curang.
Hal tersebut disampaikan mantan Presiden Inter Milan ini dalam unggahan di akun Instagram resmi Kementerian BUMN dan Forum Human Capital Indonesia (FHCI), Kamis (19/1/2023).
Kompas.com telah mendapat izin dari Direktur Eksekutif FHCI Lieke Roosdianti untuk mengutip unggahan itu.
"Seluruh peserta yang terlibat kasus perjokian Rekrutmen Bersama BUMN, di-blacklist," tandas Erick.
Adapun, kecurangan yang terjadi pada rekrutmen Bersama BUMN ini adalah munculnya grup WhatsApp berkedok bimbingan belajar.
Mereka yang masuk ke dalam grup tersebut dibimbing oleh admin dan mentor, serta mendapatkan kunci jawaban selama mengerjakan tes.
Baca juga: Alur, Syarat, dan Cara Mengikuti Program Magang Magenta BUMN 2023
Erick menyampaikan bahwa dirinya telah meminta Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN untuk melakukan investigasi secara seksama.
Apabila terbukti terjadi pelanggaran hukum, ia meminta peserta yang ketahuan curang dalam Rekrutmen Bersama BUMN supaya dilaporkan ke penegak hukum.
"Jika terbukti bersalah yang bersangkutan akan kami blacklist di BUMN," ujar Erick memperingatkan.
Berkaitan dengan kecurangan ini, Deputi Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata telah turun tangan.
Berdasarkan penyelidikan, pihaknya telah mengidentifikasi 39 nama yang tergabung dalam grup WhatsApp tersebut.
Selain melakukan identifikasi, Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN langsung mengugurkan peserta yang ketahuan berbuat curang.
"Juga kami blacklist agar ke depan tidak dapat mengikuti seluruh program lainnya yang dilakukan Kementerian BUMN dan BUMN," kata Tedi.
Baca juga: Profil 5 Bakal Calon Ketua Umum PSSI, Ada Erick Thohir hingga Doni Setiabudi
Rekrutmen Bersama BUMN kali ini mengandalkan proctoring system online test RBB.
Sistem tersebut mempunyai sistem proctoring atau pengawasan yang mampu mendeteksi kecurangan secara otomatis ketika peserta mengerjakan tes.