Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tersepi di Dunia Akhirnya Laku, Pembeli Menikmati Potongan Surga di Setiap Senjanya

Kompas.com - 18/01/2023, 17:05 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

Gale, seorang terapis pijat berlisensi, mengatakan menemukan iklan Duck Ledges pada bulan Juni, pada tengah malam saat dia sedang menelusuri iklan rumah di sekitar Maine. 

"Untuk beberapa alasan, pulau kecil itu seakan berbicara kepada saya," katanya. "Jadi saya menjadwalkan wajib setidaknya satu malam untuk bermukim di situ."

Tak lama kemudian, dia pun dijemput oleh Milliken di pelabuhan untuk melaju menuju Duck Ledges.

Milliken mengatakan kepada media bahwa sejak pertama dia yakin Gale adalah yang akan menjadi pemilik Duck Ledges berikutnya. Hal ini lantaran ketika calon pembeli lain membawa banyak koper dan barang, Gale hanya datang dengan membawa satu ransel ukuran kecil saja.

Pagi harinya, ketika kembali datang untuk menjemput, Milliken menanyakan apakah sepanjang malam Gale "diterkam" kesepian.

Dan Gale menjawab, "Jika kamu benar-benar mencintai dirimu sendiri, kamu tidak pernah benar-benar sendirian."

Baca juga: Kisah Rumah Terpencil di Dunia di Pantai Selatan Islandia

Akan menyewakan potongan surganya

Selepas membelinya, Gale menghabiskan empat malam berturut-turut di Duck Ledges, rekor ini melebihi yang pernah dilakukan Milliken selama lebih dari satu dekade.

Untuk membuatnya betah, Gale membawa tiga barang bersamanya pada kunjungan itu, yaitu  kompor perkemahan, bak mandi lipat, dan toilet portabel.

Pada malam pertama sebagai pemilik baru pulau itu, Gale bercerita bahwa dia mandi air panas dan menyaksikan matahari terbenam di cakrawala.

"Momen itu seperti melihat sepotong kecil surga," katanya.

Kadang-kadang, Gale mengundang teman-temannya untuk makan malam bersama di dalam pondok dengan berteman debur ombak juga sekumpulan lumba-lumba dan anjing laut yang singgah di bebatuan karang.

"Saya sengaja keluar pada musim gugur saat badai untuk melihat seperti apa rasanya," kata Gale.

Dalam badai, struktur kayu kecil dari pondok tetap kokoh. Meski angin kencang terdengar di seluruh kabin.

Gale memiliki banyak rencana ke depan. Seperti melengkapi pondok dengan toilet yang nyaman, juga menanam bunga di seluruh pulau.

Gale juga akan membagi potongan surganya dengan orang lain, dengan menerima permintaan kunjungan melalui situs webnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com