Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Juliane Koepcke, Terlempar dari Pesawat dan Terdampar di Hutan Amazon Selama 11 Hari

Kompas.com - 14/01/2023, 14:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kisah Juliane Koepcke, mungkin adalah kisah penyintas kecelakaan pesawat yang paling mendebarkan.

Bagaimana tidak, ia terlempar dari pesawat, terjatuh ke tanah, dan bertahan hidup selama 11 hari di ganasnya hutan Amazon.

Bagaimana kisah selengkapnya?

Penerbangan di malam Natal

Dilansir dari ABC, lahir dari orang tua asal Jerman pada tahun 1954, Juliane dibesarkan di dalam hutan Peru.

Ayahnya, Hans-Wilhelm Koepcke, adalah seorang ahli zoologi terkenal. Dan ibunya, Maria Koepcke, adalah seorang ilmuwan yang mempelajari burung tropis.

Orang tua Juliane Koepcke mendirikan stasiun penelitian biologi bernama Panguana agar mereka dapat membenamkan diri dalam ekosistem hutan hujan yang rimbun.

Juliane menikmati masa kecilnya dengan menjalani homeschooling di Panguana. Hingga ia akhirnya memutuskan pergi ke ibu kota Peru, Lima, untuk menyelesaikan pendidikannya.

Pada tahun 1971, Juliane yang baru berusia 17 tahun, bersama ibunya, Maria memesan tiket untuk kembali ke Panguana untuk bergabung dengan Hans merayakan Natal.

Satu-satunya pilihan mereka untuk terbang pada malam Natal adalah dengan menumpang LANSA Penerbangan 508, sebuah pesawat turboprop yang dapat membawa 99 orang.

Ayah Juliane tahu pesawat Lockheed L-188 Electra memiliki reputasi buruk. Meski begitu, Juliane dan Maria tetap bersikukuh menaiki LANSA. 

Baca juga: Kisah Zoe, Dibully Usai Sebut Tas Charles & Keith Merek Mewah dan Berakhir Makan Siang Bersama Pendiri Perusahaan

Duduk di baris kedua dari belakang, Juliane mengambil tempat duduk dekat jendela sedangkan ibunya duduk di tengah.

15 menit sebelum mereka seharusnya mendarat, langit tiba-tiba menjadi gelap.

"Siang hari berubah menjadi malam dan kilat menyambar dari segala arah. Orang-orang terengah-engah saat pesawat berguncang keras," tulis Juliane dalam memoarnya The Girl Who Fell From The Sky.

"Hal berikutnya yang saya tahu, saya tidak lagi berada di dalam kabin," kata Juliane kepada New York Times.

Juliane yang mengenakan gaun mini tanpa lengan selamat, meski ia mendarat di kerasnya hutan Amazon yang penuh dengan ular berbisa, nyamuk, dan laba-laba.

Baca juga: Misteri Kecelakaan SilkAir 185 di Sungai Musi, Pilot Bunuh Diri?

Juliane Koepcke bertahan 11 hari di hutan Amazon setelah pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.AFP/ANTONIO SCORZA Juliane Koepcke bertahan 11 hari di hutan Amazon setelah pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.

Perjalanan mengerikan di Amazon

Dilansir dari BBC, Juliane mengingat detik-detik terakhir sebelum ia terjatuh di belantara hutan Amazon.

"Saya terjun bebas, terikat ke bangku tempat duduk dan tergantung jungkir balik. Bisikan angin adalah satu-satunya suara yang bisa saya dengar," ujarnya kepada BBC.

Juliane selamat meski mengalami patah tulang selangka, juga luka di kaki dan tangannya.

Bermodalkan sekantong permen yang ia temukan di puing pesawat, Juliane memilih berjalan di jalur sungai kecil karena ia tahu itu adalah jalur yang paling aman. 

Pada hari keempat, Juliane mendengar suara burung hering yang membuatnya tercekat.

Ia tahu benar, ketika ada burung hering atau burung pemakan bangkai, berarti ada banyak mayat dari kecelakaan pesawat itu di dekat ia berdiri.

Dan benar saja instingnya, di sebuah belokan sungai, ia menemukan sebuah bangku dengan tiga penumpang yang menabrak tanah dengan posisi kepala di bawah.

Baca juga: Mercusuar Paling Terpencil di Dunia, Pernah Membuat Penjaga Gila akibat Tersiksa Sepi

Pada hari ke-10, Juliane semakin lemah karena ia tidak makan dan terpapar dinginnya hujan hutan Amazon.

Sebelum tubuhnya lebih dalam tertelan sungai, Juliane sempat melihat perahu yang sangat besar yang semula ia pikir, sebuah halusinasi. 

Ia menyentuh kapal itu dan bersyukur karena kapal tersebut nyata.

Semangat pun membuncah kembali. Ia terus berjalan dan menemukan jalan kecil yang menuju gubuk beratap daun lontar, sebuah motor tempel, dan satu liter bensin.

Bensin yang ada digunakan Juliane untuk mengguyur luka yang sudah ditumbuhi belatung di lengan kanan atas miliknya.

"Saya ingat anjing kami mengalami infeksi yang sama dan ayah saya memasukkan minyak tanah ke dalamnya, jadi saya menyedot bensinnya dan memasukkannya ke dalam luka."

"Saya mengeluarkan sekitar 30 belatung dan sangat bangga dengan diri saya sendiri. Saya memutuskan untuk bermalam di sana."

Pagi harinya, ia mendengar suara beberapa pria di luar gubuk. Bagi Juliane, suara itu seperti suara malaikat, yang datang untuk memberinya pertolongan.

Baca juga: Kisah Marianne Bachmeier, Tembak Mati Pembunuh Putrinya di Persidangan

Juliane Koepcke menjadi ahli biologi yang mencermati kehidupan kelelawar.Wikimedia Commons/Cancillería del Perú Juliane Koepcke menjadi ahli biologi yang mencermati kehidupan kelelawar.

Kembali ke Panguana

Sehari setelahnya, Juliane bisa berkumpul kembali dengan ayahnya. Dan baru pada 12 Januari 1972, mereka akhirnya menemukan tubuh Maria.

Diketahui setelahnya, pada awalnya Maria selamat, namun sayang, luka parah di tubuhnya membuatnya semakin lemah dan tak bisa bertahan di ganasnya hutan Amazon. 

Masih dari BBC, dalam kecelakaan tersebut dilaporkan hanya Juliane yang bisa selamat. Sebelas lainnya mendarat dalam kondisi masih hidup, namun akhirnya tak bisa bertahan di kerasnya hutan Amazon.

Juliane akhirnya tumbuh menjadi seorang ahli biologi terkenal yang mempelajari tentang kelelawar.

Dia pun kembali ke Panguana, merawat laboratorium warisan keluarganya, yang sudah mendidiknya menjadi seorang penyintas.

Kisah Koepcke banyak diabadikan dalam buku dan film dokumenter.

Dua puluh lima tahun selepas tragedi, sutradara Werner Herzog mengemas cerita Koepcke dalam film Wings of Hope (1998).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com