KOMPAS.com - Salah satu perusak sebuah hubungan adalah perilaku tidak setia atau selingkuh.
Banyaknya kasus perselingkuhan yang ada di sekitar kita akhirnya menjadi momok yang menghantui pasangan lain.
Kecenderungan suka selingkuh sendiri sering disebut "penyakit" yang suatu saat akan kambuh lagi.
Banyak orang menilai, bahwa perilaku tidak setia atau kebiasaan selingkuh umumnya tidak mudah hilang atau sembuh.
Nah, lantas apa yang bisa menyebabkan seseorang memiliki watak tidak setia? Apakah dipengaruhi faktor lingkungan saja ataukah ada peran genetika?
Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Selingkuh?
Dilansir WebMd, sebuah studi menemukan satu gen yang terkait dengan perilaku mencari sensasi.
Perilaku mencari sensasi ini seperti minum alkohol, berjudi, hingga terjun ke dalam pergaulan bebas dan perselingkuhan seksual.
Dipimpin oleh Justin Garcia, penyelidik dan SUNY Doctoral Diversity Fellow di State University of New York di Binghamton, penelitian dari studi ini dilakukan guna melihat kemungkinan mekanisme biologis di balik dorongan untuk tidak setia kepada pasangannya atau melakukan seks bebas.
Peneliti mewawancarai 181 orang dewasa muda, menanyakan soal perilaku dan hubungan seksual mereka, serta mengambil sampel DNA mereka.
Dari penelitian itu disimpulkan bahwa variasi genetik memang dapat memengaruhi perilaku seksual manusia.
Baca juga: Hobi Bermalas-malasan Ternyata Diturunkan secara Genetik, Ini Penjelasannya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.