Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kecelakaan SilkAir 185 di Sungai Musi, Pilot Bunuh Diri?

Kompas.com - 18/12/2022, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat SilkAir jatuh di Sungai Musi, Kecamatan Sungsang, Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan, 19 Desember 1997. 

Dikutip Harian Kompas, 20 Desember 1997, pesawat dari pabrikan Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan MI-185 milik maskapai Singapura itu sebelumnya lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta pukul 15.23 WIB dengan tujuan Singapura.

Akibat insiden itu, sebanyak 97 penumpang dan 7 awak pesawat meninggal dunia.

Rinciannya adalah 40 warga Singapura, dua Jepang, 23 Indonesia, empat Jerman, 10 Malaysia, lima Amerika, lima Perancis, tiga Inggris, masing-masing seorang Bosnia, Austria, India, Taiwan, dan Australia.

Baca juga: Temuan Puing Pintu Landing Gear dan Teori Baru Penyebab Kecelakaan Pesawat MH370

Pilot bunuh diri? 

Misteri terkait kepastian penyebab kecelakaan tersebut masih menjadi tanda tanya. Namun spekulasi menyebutkan bahwa ada dugaan pilot melakukan bunuh diri. 

Dikutip dari WSJ.com, pilot tersebut dikendalikan pilot warga Singapura berusia 41 tahun, Tsu Way Ming, seorang pilot berpengalaman dengan waktu terbang 6.900 jam.

Sedangkan co-pilot adalah warga Selandia Baru berusia 23 tahun, Duncan Ward, berpengalaman untuk usianya, dengan 2.200 jam terbang.

Sekitar enam menit setelah perekam suara kokpit berhenti, dan dengan jet yang masih meluncur mulus di ketinggian 35.000 kaki, perekam data penerbangan berhenti.

Transponder elektronik jet, yang menanggapi permintaan radar dengan lokasi dan ketinggian, menunjukkan pesawat jatuh dari ketinggian 35.000 kaki ke 19.000 kaki, ketika respons transponder berhenti.

Sementara itu, jet tersebut, yang kini menukik dengan kecepatan supersonik dan di luar batas desainnya, mulai pecah di udara.

Beberapa detik kemudian, badan pesawat utama menabrak sungai Indonesia. Ekor jet dan bagian lain yang putus di udara jatuh ke tanah sejauh dua atau tiga mil. Saat itu sekitar pukul 16.13 waktu Jakarta, 50 menit setelah pesawat lepas landas.

Pesawat hancur berkeping-keping

Setelah 18 hari, proses pencarian puing-puing dan korban kecelakaan SilkAir akhirnya dihentikan pada 5 Januari 1998.

Berdasarkan jumlah dan volume potongan, pencarian telah berhasil mengumpulkan 50 persen dari total bagian badan pesawat.

Sementara mengenai jumlah tepat korban yang ditemukan berdasarkan potongan tubuh korban masih belum dapat diketahui.

Tim juga berhasil menemukan Flight Data Recorder (FDR) pada 27 Desember 1997 dan Cockpit Voice Recorder (CVT) pada 4 Januari 1998.

Para korban yang ditemukan kemudian dimakamkan secara massal pada area pemakaman Kebun Bunga, Palembang pada 19 Januari 1998.

Baca juga: Pilot MH370 Diduga Kuat Sengaja Jatuhkan Pesawat, Ini Analisisnya...

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com