Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes Bisa Menyerang di Usia Muda, Ini Ciri-ciri dan Gejalanya

Kompas.com - 31/12/2022, 07:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes menjadi salah satu penyakit kronis yang diwaspadai banyak orang lantaran cara mengobatinya yang tidak mudah dan berbahaya.

Penyakit tersebut berisiko menimbulkan beberapa komplikasi, seperti penyakit kardiovaskuler, neuropati diabetik, termasuk retinopati diabetik.

Menurut RS Siloam, diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai tingginya kadar gula, tapi tubuh tidak menggunakannya secara maksimal.

Ancaman diabetes tidak boleh disepelekan lantaran dapat menyerang siapa pun, baik pria maupun wanita di segala usia, tua maupun muda.

Lantas, jika penyakit ini berpotensi menyerang ketika usia masih muda, apa ciri-ciri diabetes di usia muda yang bisa dikenali?

Baca juga: Diare Bisa Menjadi Gejala Diabetes, Ini Penjelasannya

Diabetes bisa menyerang usia muda

Perlu diketahui bahwa jenis diabetes yang dapat menyerang orang berusia muda adalah diabetes tipe 1 (juvenile diabetes) dan 2.

Dilansir dari Medical News Today, diabetes tipe 1 terjadi ketika pankeras tidak dapat memproduksi insulin, yaitu hormon yang dihasilkan pankreas.

Padahal insulin sangat diperlukan mengingat tanpa keberadaan hormon ini, maka sel tidak dapat teraliri gula.

Hal tersebut tentunya berisiko menyebabkan kadar gula dalam tubuh menjadi melonjak.

Adapun diabetes tipe 1 bisa berkembang pada usia berapa pun, entah anak yang usianya masih belia hingga remaja.

Meski begitu, orang yang terdiagnosis mengidap diabetes tipe 1 rata-rata berusia 13 tahun.

Di sisi lain, diabetes tipe 2 terjadi kala insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya yang menyebabkan aliran darah terdapat tumpukan glukosa.

Untungnya diabetes tipe 2 jarang terjadi pada anak, tetapi peluangnya dapat meningkat karena faktor usia.

Orang tua wajib mewaspadai risiko diabetes tipe 2 pada anak mereka, lantaran risikonya dapat meningkat jika terjadi kelebihan berat badan (obesitas).

Tak hanya itu, faktor lain seperti keturunan atau genetik atau kebiasaan hidup berisiko meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe 2.

Baca juga: 7 Ramuan Herbal untuk Penderita Diabetes, dari Jahe hingga Daun Mangga

Gejala diabetes di usia muda

Ilustrasi diabetes keturunan. Apakah diabetes penyakit keturunan? Cara mencegah diabetes keturunan. Shutterstock/David Carillet Ilustrasi diabetes keturunan. Apakah diabetes penyakit keturunan? Cara mencegah diabetes keturunan.

Mengingat ada dua macam diabetes yang dapat menyerang ketika usia muda, tentunya gejala dari penyakit ini berbeda-beda.

Berikut beberapa gejala diabetes tipe 1 yang dapat diwaspadai:

  • Kaburnya penglihatan
  • Mudah marah
  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Kelelahan
  • Berat badan menurun
  • Mucul bau buah dari napas
  • Mudah lapar.

Sementara itu, gejala diabetes tipe 2, seperti:

  • Penglihatan kabur karena mata kering
  • Lebih sering buang air kecil di malam hari
  • Gatal di sekitar alat kelamin, kemungkinan karena infeksi jamur
  • Kelelahan
  • Luka sulit sembuh
  • Peningkatan rasa haus
  • Berat badan menurun.

Mereka yang masih anak-anak maupun yang sudah remaja perlu tahu bahwa gejala diabetes tipe 2 mungkin menjadai pesat untuk beberapa minggu.

Namun, perkembangannya lebih lambat bila mereka mengalami diabetes tipe 2. Biasanya, butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk didiagnosis.

Baca juga: 5 Manfaat Daun Kenikir, Cegah Diabetes dan Hipertensi

Pencegahan diabetes di usia muda

Walau bisa menyerang mereka yang berusia muda, diabetes tipe 1 ternyata tidak dapat dicegah.

Untungnya, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Misalnya, melakukan beberapa langkah seperti berikut ini:

  • Membatasi makanan dan minuman manis

Ini penting untuk mencegah masalah pada fungsi insulin dan menurunkan risiko berat badan bertambah.

Orang yang berusia muda disarankan untuk makan makanan yang bernutrisi dan asupannya seimbang, seperti serat, protein tanpa lemak, dan serat.

  • Mempertahankan berat badan

Berat badan penting untuk dijaga supaya ideal karena kegemukan berisiko meningkatkan diabetes tipe 2.

Pasalnya, kelebihan berat badan dapat meningkatkan kemungkinan resistensi insulin.

  • Aktivitas fisik

Berusahalah untuk menggerakkan fisik secara aktif untuk mengelola tekanan darah sekaligus mengurangi resistensi insulin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com