Alasannya, dalam prosesi pernikahan adat Jawa yang mempunyai gawe atau acara adalah keluarga mempelai perempuan.
"Itu sebenarnya pengertian mantu di tempatnya pengantin perempuan. Tapi, dalam perkembangannya apalagi punya duit, dilengkapi dengan adat, ada bleketepe, dan lain sebagainya," ujar Supardjo.
Baca juga: 5 Hal Jelang Pernikahan Kaesang-Erina: Lokasi, Tanggal, dan Persiapannya
Ia mengutarakan bahwa bleketepe yang dipasang oleh keluarga mempelai perempuan seharusnya dilakukan orangtua.
Nantinya, ayah dan ibu dari mempelai perempuan akan pergi ke depan rumah dan memasang bleketepe.
Proses pemasangan bleketepe diawali dengan penempatan tangga dengan dipegangi oleh ibu mempelai perempuan.
Baca juga: Serba-serbi Pernikahan Kaesang-Erina: Lokasi, Tanggal, Upacara Adat, hingga Maskawin
Setelahnya, ayah dari mempelai perempuan akan naik menggunakan tangga dan memasang bleketepe di bagian depan atas rumahnya.
"Diambil pesannya saja bahwa intinya bleketepe ini nguri-nguri, kata kuncinya menghormati tamu supaya mereka dihargai," kata Supardjo.
Walau Jokowi melakukan pemasangan bleketepe, Supardjo tidak mempermasalahkan hal ini.
Yang terpenting, kata Supardjo, prosesi yang dijalani tidak menimbulkan benturan atau gesekan kepentingan.
"Monggo dilakukan. Namanya budaya tidak ada secara pasti ini salah ini benar," pungkas Supardjo.
Baca juga: Prosesi Siraman Kaesang-Erina, Ini Makna dan Tujuannya dalam Adat Jawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.