Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Akan Rilis Rupiah Digital, Apa Bedanya dengan Uang Elektronik?

Kompas.com - 09/12/2022, 10:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kapan rupiah digital akan dirilis?

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, saat ini pihaknya masih menyempurnakan perilisan rupiah digital mulai dari penerbitan hingga proses transaksi.

“Digital rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank," tutur Gubernur BI Perry dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (8/12/2022).

"Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale Digital Rupiah dengan ritel Digital Rupiah secara end to end," lanjut dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta.

"Sesiapnya, kalau belum siap kita tunggu. Mudah-mudahan tidak terlalu lama. Enggak berani janji. Lebih baik kita tidak over promise, nanti enggak under deliver kan enggak enak," ujar Filianingsih dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/11/2022).

Pengembangan rupiah digital sendiri memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral lain dan lembaga internasional.

Sebab perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan.

Untuk itu, BI masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital di masa depan.

Bagaimana cara mendapatkan Rupiah Digital?

Dikutip dari panduan Proyek Garuda, masyarakat dapat memperoleh Rupiah Digital.

Caranya, mereka bisa menukar uang kertas dan logam, tabungan giro atau tabungan di bank umum, atau saldo uang elektronik miliknya dengan Rupiah Digital (ritel).

Namun, penukaran ini hanya diperbolehkan melalui perantara yang ditunjuk Bank Indonesia. Perantara, dalam hal ini adalah wholesaler atau pasar grosir/pedagang grosir.

Sebagai informasi, tidak sembarang wholesaler bisa mengonversikan uang kartal ke rupiah digital karena mereka harus memiliki izin dari BI dan memenuhi kriteria wholesaler BI yang sangat ketat.

Untuk saat ini BI masih menyusun poin-poin kriteria wholesaler rupiah digital dengan cermat.

Hal ini agar tidak ada kekhawatiran akan manajemen risiko dalam rupiah digital.

Kemudian, BI akan menunjuk bank atau non-bank untuk menjadi wholesaler rupiah digital berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

"Ini kan baru white paper, nanti ke depan kita akan bersama industri bersama-sama menyusun ini kriterianya seperti apa," ujar Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ryan Rizaldy kepada Kompas.com, Senin (5/12/2022).

Setelah wholesaler ditunjuk, para wholesaler ini akan menukarkan rekening giro yang dimiliki ke BI untuk mendapatkan rupiah digital.

Lalu hal tersebut akan dicatat ke dalam semacam brankas digital rupiah bernama Khasanah Digital Rupiah.

"Dicatat di situ, lalu ketika dia nanti disirkulasikan keluar dari Bank Indonesia, dia langsung hilang dari Khasanah Digital Rupiah," jelasnya.

Setelah para wholesaler ini memiliki rupiah digital, mereka akan mendistribusikan sampai ke tingkat peritel.

Kemidian para peritel ini akan mendistribusikan rupiah digital ke masyarakat luas.

Untuk pendistribusian, peritel harus memiliki izin dari BI dan memenuhi kriteria tertentu. Yang jelas, jumlah peritel pasti akan jauh lebih banyak daripada wholesaler.

Baca juga: Apa Penyebab dan Dampak dari Melemahnya Rupiah?

Akses

Selain itu, Rupiah Digital dapat diakses melalui dua metode yakni akun dan/atau token.

Alasannya, token dipandang sebagai pilihan yang sesuai karena dipandang lebih
mampu memfasilitasi transaksi antar pelaku di pasar keuangan yang cenderung lebih kompleks, sekaligus menjadi komplemen Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) yang berbasis akun.

Sementara, Rupiah Digital ritel bisa diakses penggunanya melalui verifikasi berbasis akun dan/atau
token, yang diatur berdasarkan segmentasi tingkatan (tiering) dan nilai transaksi
(capping).

Adapun basis token ini nantinya akan digunakan untuk memfasilitasi transaksi bernilai kecil hingga ambang batas tertentu.

(Sumber: Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu | Editor: Erlangga Djumena, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com