Sedangkan untuk guguran tidak terjadi setiap saat
"Kalau guguran tidak setiap saat terjadi. Tinggal kita menunggu akumulasinya apakah sudah terlalu besar di atas sehingga menimbulkan ketidakseimbangan," tandas dia.
Baca juga: Alasan Erupsi Gunung Semeru Membuat Jepang Waspada Tsunami
Menindaklanjuti aktivitas Gunung Semeru saat ini, PVMBG mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi.
Dilansir dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Selain itu, masyarakat juga disarankan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diharap tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.
Masyarakat juga tidak dianjurkan melakukan aktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, masyarakat juga harus terus mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Untuk memantau aktivitas Gunung Semeru, pastikan masyarakat mendapatkan informasi yang bertanggungjawab yang bersumber dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Informasi mengenai aktivitas Semeru terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Peringatan Tsunami Jepang, dan Penjelasan BMKG
Sebanyak 1.979 jiwa mengungsi ke 11 titik setelah terjadi Awan Panas Guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Semeru, Minggu (4/12/2022).
Dilansir dari laman BNPB, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci 11 titik pengungsian itu, di antaranya:
Sementara itu, wilayah yang terdampak awan panas guguran Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.