Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Suprihati

Blogger Kompasiana bernama Suprihati adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sinergi Kopi-Tembakau dalam Narasi Budaya dan Lingkungan

Kompas.com - 23/11/2022, 09:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEROKOK biasanya menjadi peminum kopi. Peminum kopi belum tentu seorang perokok. Ada hubungan erat antar merokok dan minum kopi. Secara tradisi, merokok dan meminum kopi sering dilakukan bersamaan. Suasana warung kopi konvensional akrab dengan kepulan asap rokok.

Kopi dan rokok menjadi bagian dalam hubungan sosial budaya. Kedua komoditas tersebut tidak hanya mengandung nilai ekonomi, termaktub juga nilai sosial budaya sebagai simbol keeratan hubungan kekerabatan. Bahkan menjadi komponen dalam tradisi ritual dalam rupa sesajen.

Saya tidak sedang mengagungkan suatu komoditas tanaman, tidak juga menentang suatu kebijakan. Tulisan ini hanya menilik dinamika aspek budaya dan lingkungan yang menyertai penanaman kopi dan tembakau.

Baca juga: Terancam Rugi akibat Cuaca Buruk, 7.043 Petani Tembakau di Lumajang Diusulkan Terima BLT Cukai

Festival Kopi Tembakau tahun 2022 digelar sejumlah penyelenggara. Setidaknya ada Festival Kopi Tembakau di Alun-alun Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Acara serupa juga ada di Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Kabupaten Subang Jawa Barat. Selain itu ada Festival Mbako Kopi di Soropadan Agro Festival (Jawa Tengah).

Sinergi kopi-tembakau tidak hanya pada level konsumen. Interaksi kopi-tembakau juga terjadi di lahan. 

Mari simak sinergi keduanya di Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung merupakan sentra produksi kopi dan tembakau untuk Povinsi Jawa Tengah. Tahun 2021, produksi kopi di Jawa Tengah mencapai 27.206 ton. Kabupaten Temanggung memasok 10.925 ton atau 40.2 persen (diolah dari jateng.bps.go.id).

Begitupun komoditas tembakau. Produksi Jawa Tengah sebesar 57.645 ton. Dari jumlah itu, 18,1 persen atau 10.429 ton hasil bumi dari Kabupaten Temanggung.

Sinergi kopi-tembakau dalam narasi budaya

Budidaya tembakau di Kabupaten Temanggung melibatkan sejumlah ritual. Ritual among tebal dilakukan saat tanam tembakau. Tradisi ritual wiwit tembakau atau mbako sebagai penanda awal panen raya tembakau.

Melalui ritual tersebut, petani tembakau menempatkan diri sebagai bagian dari ekosistem alam, juga mendudukkan diri sebagai titah Sang Pencipta. Mereka hendak mengucap syukur seraya memohon berkat agar penanaman lestari menjadi bagian dari kesejahteraan.

Ada juga ritual unik mengawinkan pengantin tembakau. Tembakau jantan disebut kyai pulung sata dan tembakau betina bernama nyai srinthil. Tembakau srinthil adalah jenis lokal endemik Temanggung.

Festival Kopi Tembakau tahun 2022 merangkum peran kedua komoditas dalam aspek ekonomi maupun sosial budaya, melibatkan sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menggelutinya. Festival itu juga bagian dari merawat budaya lokal komponen kearifan masyarakat setempat.

Merebaknya gerai kopi dengan aneka skala usaha dan corak penyajian menjadi daya ungkit agribisnis kopi. Kualitas kopi sajian diawali dari penanganan di lahan. Maka, terjadi perubahan dalam pemeliharaan budidayanya.

Kawasan kebun kopi di kawasan Tuwit, Desa Langgasai, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (7/5/2022). Saat ini lagi musim panen. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kawasan kebun kopi di kawasan Tuwit, Desa Langgasai, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (7/5/2022). Saat ini lagi musim panen. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)
Sinergi kopi-tembakau dalam narasi lingkungan

Masa keemasan tembakau mengubah keseimbangan alam. Demi meningkatkan produksi, terjadi perluasan areal penanaman. Petani merambah ke pinggang gunung. Lereng Gunung Sindoro dan Sumbing di Jawa Tengah terlihat semakin botak, gundul.

Tembakau menyukai sinar matahari terbuka. Pengurangan naungan, lahan yang terbuka, dan curah hujan yang tinggi menjadikan lahan rentan erosi, terlebih di daerah berlereng. Kerusakan lahan pun meningkat.

Permasalahan lingkungan semakin kompleks. Untuk menggenjot produksi petani memberi pupuk dan pembasmi hama. Terjadi polusi karena kelebihan pupuk yang mengancam kualitas air tanah. Penurunan kualitas lahan tembakau terjadi.

Baca juga: Petani Kopi Tanggamus Lampung Didorong Tingkatkan Perekonomian Melalui Program Rumah Belajar dan Geowisata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com