Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Alami Resesi, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 17/11/2022, 18:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rusia dikabarkan mengalami resesi setelah 9 bulan melancarkan serangannya ke Ukraina.

Dikutip dari laman HindustanTimes, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut turun sebesar 4 persen pada kuartal ketiga.

Data tersebut adalah perkiraan awal dari Badan Statistik Nasional Rosstat.

Dikutip dari RTE, Rusia saat ini memenuhi definisi teknis resesi dengan dua kuartal berturut-turut penurunan PDB.

Kontraksi ini lebih baik dari 4,5 persen yang sebelumnya diperkirakan para analis.

Baca juga: Rusia Resmi Resesi

Penyebab Rusia resesi

Dengan penurunan PDB berturut-turut ini, ekonomi Rusia terus berkontraksi.

Kontraksi tersebut didorong oleh penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 persen.

Adapun sektor konstruksi tumbuh sebesar 6,7 persen dan pertanian 6,2 persen.

Kondisi perekonomian Rusia saat ini memang tengah menghadapi beragam masalah.

Di antaranya karena adanya sanksi Barat imbas serangan Rusia ke Ukraina.

Sanksi Barat ini membatasi ekspor dan impor termasuk komponen manufaktur utama dan suku cadang.

Selain itu perusahaan-perusahaan di Rusia saat ini juga tengah menderita kekurangan staf karena adanya mobilisasi karena banyaknya orang yang meninggalkan Rusia.

Hal ini menghilangkan beberapa ratus ribu orang dari angkatan kerja.

Baca juga: Ekonomi Rusia Masuk Resesi

Ekonomi terpukul keras

Ilustrasi Kremlin MoskowUnsplash/Ivan Lopatin Ilustrasi Kremlin Moskow
Adapun ekonomi Rusia saat ini menjadi semakin bergantung pada ekspor energi yang menyumbang sekitar 40 persen dari pendapatan pemerintah.

“Kontraksinya agak buruk seperti saat puncak pandemi,” kata ekonom Renaissance Capital Sofya Donets dikutip dari Financial Times.

Ia mengatakan, bentuk pemulihan nantinya akan sangat berbeda dan tak akan cepat.

Pada kuartal pertama 2022, sebelum adanya invasi, PDB Rusia tumbuh sebesar 3,5 persen.

Namun saat ini, perekonomian Rusia terpukul keras, termasuk salah satunya oleh suku bunga yang lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com