Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Amankah Bepergian Naik Pesawat Terbang?

Kompas.com - 01/11/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


BEBERAPA hari lalu, sahabat saya bertanya tentang seberapa aman bepergian menggunakan pesawat terbang, karena dia akan melakukan penerbangan jauh ke luar negeri.

Pertanyaan dari kebanyakan orang yang jarang atau bahkan yang juga cukup sering bepergian.

Pilihan bepergian menggunakan pesawat terbang memang selalu bergantung pada tujuan masing-masing. Yang pasti adalah bepergian menggunakan pesawat terbang akan sangat praktis, cepat sampai tujuan, dan aman.

Persoalannya adalah bepergian dengan pesawat terbang memang mahal dibanding dengan moda transportasi lainnya.

Persoalan aman atau tidak, tetap saja agak menggangu banyak orang, terutama bila baru saja terjadi kecelakaan.

Kecelakaan pesawat terbang memang selalu dramatis. Korban yang ratusan jumlahnya, pesawat terbang yang hancur lebur, dan sulitnya mengenali tubuh para korban akan selalu mengerikan.

Dari banyak statistik yang dibuat oleh institusi terpercaya, tetap dan konsisten menyebut bahwa penerbangan adalah moda transportasi yang paling aman dibanding dengan moda angkutan lainnya.

David Owen, seorang Aerospace Engineer dalam bukunya yang terkenal berjudul Air Accident Investigation menyebut bahwa The riskiest part of any flight is the drive to and from the airport.

Bagian terbesar risiko dalam perjalanan penerbangan adalah saat berkendara menuju dan dari bandara.

Terbang sebagai penumpang sebuah maskapai penerbangan adalah format dari model bepergian yang paling aman.

Jumlah kecelakaan pesawat terbang sudah sangat jauh menurun dari tahun ke tahun sejak tahun 1960-1970-an.

Hal itu karena meningkatnya kemajuan teknologi penerbangan. Kemudian, sistem dan metoda investigasi kecelakaan pesawat terbang agar kecelakaan dengan sebab yang sama tidak terulang, terus mengalami penyempurnaan.

Proses dari sebuah mekanisme penyelidikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan diselenggarakan secara internasional di bawah koordinasi ICAO (International Civil Aviation Organization).

Setiap negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa secara otomatis akan mejadi anggota ICAO. Setiap negara anggota ICAO selain diwajibkan menunjuk satu institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan operasi penerbangan sipil, juga disarankan untuk membentuk badan investigasi kecelakaan pesawat terbang.

Di Amerika Serikat, badan penyelidik kecelakaan pesawat terbang adalah NTSB atau National Transportation Safety Board.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Gelar Diskon Tiket 20 Persen hingga 20 Mei 2024, Ini Daftar Keretanya

KAI Gelar Diskon Tiket 20 Persen hingga 20 Mei 2024, Ini Daftar Keretanya

Tren
Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya

Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya

Tren
Studi Baru: Gangguan Otak Jadi Lebih Buruk di Perubahan Iklim Ekstrem

Studi Baru: Gangguan Otak Jadi Lebih Buruk di Perubahan Iklim Ekstrem

Tren
Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Tren
Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com