Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini 6 Gejala Leptospirosis hingga Penyebabnya

Kompas.com - 27/10/2022, 14:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng) mencatat, sebanyak 374 orang terkena leptospirosis sepanjang Januari hingga Agustus 2022.

Dari jumlah tersebut, Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan, sejumlah 54 pasien meninggal dunia.

Di Semarang sendiri, sebanyak 22 orang terinfeksi leptospirosis. Adapun enam orang di antaranya, meninggal dunia.

"Jumlah kasus leptospirosis tahun 2022 di Semarang sampai dengan September, jumlah total 22 kasus dengan rincian 16 kasus pulang sembuh dan 6 kasus meninggal," ujar Yunita, dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Leptospirosis adalah salah satu penyakit yang kerap muncul saat musim hujan. Penyakit ini biasanya menghantui masyarakat di wilayah banjir atau banyak genangan.

Lantas, apa penyebab dan gejala leptospirosis?

Baca juga: Apa Itu Penyakit Popcorn Lung? Dikaitkan dengan Rokok Elektrik

Apa itu leptospirosis?

Dilansir dari laman CDC, leptospirosis adalah penyakit yang muncul akibat bakteri dari genus Leptospira. Bakteri ini dapat menyerang manusia maupun hewan.

Bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi.

Selanjutnya, bakteri dapat masuk ke air atau tanah, serta bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Beberapa hewan yang dapat menularkan leptospirosis antara lain hewan ternak, kuda, anjing, hewan pengerat seperti tikus, babi, dan hewan liar.

Adapun manusia, dapat terinfeksi melalui:

  • Kontak dengan urine atau cairan tubuh lain (kecuali air liur) dari hewan terinfeksi
  • Kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan terinfeksi.

Bakteri penyebab leptospirosis dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir pada mata, hidung, dan mulut.

Hal tersebut akan semakin besar risikonya apabila kulit rusak karena tergores.

Biasanya, wabah leptospirosis muncul karena paparan air yang terkontaminasi bakteri, seperti air banjir atau genangan.

Tanpa pengobatan, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, gangguan pernapasan, bahkan kematian.

Baca juga: 6 Warga Semarang Meninggal karena Penyakit Leptospirosis, Ini Gejalanya

Gejala leptospirosis

Pada manusia, infeksi bakteri ini menyebabkan beberapa gejala yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit lain.

Namun pada beberapa orang lain, infeksi leptospirosis tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Menurut laman NHS, gejala leptospirosis pada manusia meliputi:

  1. Demam atau suhu badan tinggi tetapi mengigil
  2. Sakit kepala
  3. Mual dan diare
  4. Sakit otot dan sendi
  5. Mata merah
  6. Hilang selera makan.

Selain gejala tersebut, leptospirosis dapat menimbulkan tanda-tanda yang lebih parah, termasuk:

  1. Kulit dan mata kuning (penyakit kuning/jaundice)
  2. Ruam
  3. Tidak bisa buang air kecil
  4. Pergelangan kaki atau tangan bengkak
  5. Sakit dada
  6. Sesak napas
  7. Batuk berdarah.

Menurut CDC, gejala awal penyakit ini adalah demam mendadak.

Biasanya, seseorang terkontaminasi hingga sakit akan memakan waktu dua hari sampai empat minggu.

Penyakit ini berlangsung selama beberapa hari, hingga tiga minggu bahkan lebih. Apabila mengalami gejala atau sempat kontak dengan hewan terinfeksi, segera konsultasikan dengan dokter.

Pasalnya, leptospirosis tanpa pengobatan akan menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain:

  • Gagal ginjal akut
  • Gagal hati
  • Gagal jantung
  • Trombositopenia atau kekurangan trombosit
  • Perdarahan paru-paru
  • Kematian janin
  • Rhabdomyolysis atau kerusakan jaringan otot
  • Kematian.

Baca juga: Cegah Leptospirosis, Warga Diminta Lakukan Ini

Pencegahan leptospirosis

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tindakan pencegahan leptospirosis diperlukan terutama saat musim hujan.

Beberapa upaya pencegahan, seperti:

  • Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas
  • Membersihkan luka dengan cepat
  • Selalu konsumsi air bersih
  • Melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau hewan ternak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com