Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Bahaya Subvarian Baru Omicron XBB? Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 22/10/2022, 11:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

"Terutama genomic surveillance karena kita harus punya mata dalam memahami situasi sebaran virus ini," ungkapnya.

Dia menambahkan, penting pula untuk melakukan vaksinasi dosis booster untuk melindungi diri sendiri dan kelompok rawan.

Bahkan, akan lebih baik apabila mengupayakan vaksin bivalen, gabungan antara vaksin virus corona versi asli dan varian Omicron.

Hal ini dikarenakan jenis vaksin yang ada di Indonesia diciptakan sebelum ada varian Omicron.

"Kalau kita bisa upayakan mendapatkan dan memberikan vaksin bivalen itu sangat bermanfaat terutama bagi kelompok rawan," tutur dia.

Baca juga: Update Corona 22 Oktober: Omicron XBB Masuk Indonesia | Inggris Didera Kasus Flu dan Covid-19

Adapun menilik kondisi Indonesia yang mulai menurunkan pembatasan, Dicky menyebut bahwa masyarakat tetap perlu membangun kewaspadaan.

Misalnya, dengan tetap tertib menjalankan 5 M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunann, dan mengurangi mobilitas.

"Upaya melakukan itu penting dan itu harus dilakukan bersama, tidak bisa sendiri. Kalau saya sendiri pakai masker sekitarnya tidak, wah itu repot," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com