Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Covid-19 Omicron XBB hingga Gejalanya

Kompas.com - 22/10/2022, 06:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Covid-19 varian Omicron XBB disebut oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah ditemukan di Indonesia.

"Singapura sekarang kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari, karena ada kasus varian baru yaitu XBB. Varian ini juga sudah masuk di Indonesia dan sedang kita amati terus," katanya, dalam acara "Capaian Kerja Pemerintah 2022", dikutip dari Antara, Jumat (21/10/2022).

Ia pun meminta semua pihak bekerja sama memperkuat efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan protokol kesehatan (prokes).

Sebelumnya, Singapura telah menghadapi lonjakan baru kasus Covid-19 akibat kemunculan sub-varian Omicron XBB.

Pada Jumat (14/10/2022), negara itu melaporkan lebih dari 9.000 kasus Covid-19 dalam sehari.

Varian ini bahkan menyumbang 54 persen dari kasus lokal selama minggu 3-9 Oktober 2022.

Apa itu Omicron XBB dan gejalanya?

Baca juga: Covid-19 Omicron XBB Sudah Masuk Indonesia, Berikut Ini Gejalanya

Mengenal Omicron XBB

XBB adalah sub-varian Omicron baru, strain BA.2.10 yang pertama kali muncul di India pada Agustus 2022.

Selain Singapura, virus ini juga telah terdeteksi di negara-negara seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, dan Jepang.

Pengamatan dari negara-negara dengan sub-varian XBB menunjukkan menular seperti varian saat ini, tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Namun, Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mengatakan bahwa ada bukti bahwa XBB mungkin mendorong peningkatan infeksi ulang.

Pasalnya, sekitar 17 persen dari total kasus bulan lalu adalah kasus infeksi ulang.

"Mengingat bahwa kekebalan dari infeksi alami dalam populasi kemungkinan akan berkurang seiring waktu," kata MOH dalam rilisnya.

"Ini menggarisbawahi pentingnya memastikan perlindungan minimum dari vaksinasi dan menjaga vaksinasi kami tetap mutakhir untuk melindungi kami dari infeksi parah," sambungnya.

Baca juga: Apa Itu Omicron XBB? Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Gejala Omicron XBB

 

Sejauh ini, sebagian besar pasien di Singapura terus melaporkan gejala ringan, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.

Skema vaksinasi sebelumnya baik tiga suntikan mRNA lengkap atau empat dosis Sinovac masih sangat efektif mencegah penyakit parah.

Namun, varian ini berisiko bagi mereka yang tidak divaksinasi.

Kementerian Kesehatan Singapura sendiri melaporkan, rata-rata pergerakan tujuh hari kasus Covid-19 lokal naik dari 4.714 menjadi 7.716 selama seminggu terakhir.

Peningkatan kasus rawat inap ini sebanding dengan peningkatan kasus lokal secara keseluruhan.

"Menggunakan gelombang BA.5 sebagai indikasi, kasus rawat inap kemudian memuncak pada 800 pada Juli dan rumah sakit kami mampu mengatasi jumlahnya," jelas mereka.

Baca juga: Menkes Sebut Subvarian Baru Omicron XBB Covid-19 Sudah Masuk Indonesia

Apakah sudah masuk Indonesia?

Kepala Sub Bidang Kesehatan Dukungan Darurat Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan, varian XBB atau BA.2.10 telah terdeteksi di beberapa negara.

Di antaranya di Singapura, Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus 2022.

Di Singapura, lanjut Alex, telah dilaporkan lebih dari 5.000 kasus varian XBB.

"Maka ini (varian XBB) berarti sudah ada di halaman depan rumah kita," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Ginting mengatakan, varian baru Omicron XBB telah mendominasi kasus Covid-19 di Singapura.

Sehingga, dapat dipastikan bahwa peningkatan jumlah kasus konfirmasi harian disebabkan adanya varian baru tersebut.

"Lab litbangkes (laboratorium penelitian dan pengembangan kesehatan) cepat atau lambat pasti mengumumkan secara resmi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com