Sejauh ini, sebagian besar pasien di Singapura terus melaporkan gejala ringan, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.
Skema vaksinasi sebelumnya baik tiga suntikan mRNA lengkap atau empat dosis Sinovac masih sangat efektif mencegah penyakit parah.
Namun, varian ini berisiko bagi mereka yang tidak divaksinasi.
Kementerian Kesehatan Singapura sendiri melaporkan, rata-rata pergerakan tujuh hari kasus Covid-19 lokal naik dari 4.714 menjadi 7.716 selama seminggu terakhir.
Peningkatan kasus rawat inap ini sebanding dengan peningkatan kasus lokal secara keseluruhan.
"Menggunakan gelombang BA.5 sebagai indikasi, kasus rawat inap kemudian memuncak pada 800 pada Juli dan rumah sakit kami mampu mengatasi jumlahnya," jelas mereka.
Baca juga: Menkes Sebut Subvarian Baru Omicron XBB Covid-19 Sudah Masuk Indonesia
Kepala Sub Bidang Kesehatan Dukungan Darurat Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan, varian XBB atau BA.2.10 telah terdeteksi di beberapa negara.
Di antaranya di Singapura, Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus 2022.
Di Singapura, lanjut Alex, telah dilaporkan lebih dari 5.000 kasus varian XBB.
"Maka ini (varian XBB) berarti sudah ada di halaman depan rumah kita," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).
Ginting mengatakan, varian baru Omicron XBB telah mendominasi kasus Covid-19 di Singapura.
Sehingga, dapat dipastikan bahwa peningkatan jumlah kasus konfirmasi harian disebabkan adanya varian baru tersebut.
"Lab litbangkes (laboratorium penelitian dan pengembangan kesehatan) cepat atau lambat pasti mengumumkan secara resmi," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.