Laporan IMF (Oktober 2022) menyebut bahwa ekonomi AS mungkin tumbuh 1,6 persen tahun ini dan sekitar 1 persen tahun 2023. Ekonomi Tiongkok mungkin tumbuh sekitar 3,2 persen akibat lock-down guna mencegah penyebaran Covid-19 dan krisis properti.
Ekonomi negara-negara Uni Eropa mengalami krisis akibat lonjakan harga minyak dan gas serta ketergantungan pada pasokan gas Rusia. Kontraksi ekonomi usia berkisar 3,4 persen tahun ini dan 2,3 persen tahun 2023.
Sinyal krisis juga melanda banyak negara, khususnya krisis pangan (kelaparan), krisis energi, dan krisis keuangan. Kondisi ini memicu ketidakpastian skala global akibat perang di Ukraina belum memperlihatkan tanda-tanda berakhir.
Rusia dan Ukraina selama ini adalah produsen gandum terbesar dunia untuk negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia.
Data United Nations Development Programme (UNDP) menyebut sekitar 71 juta orang saat ini terperangkap pada kemiskinan ekstrem di negara-negara miskin (Kristalina Georgieva, 2022).
Lonjakan harga gas dan minyak di negara-negara Eropa Barat terjadi selama perang Rusia vs Ukraina di Ukraina. Kini terjadi krisis energi global mirip krisis minyak tahun 1970-an akibat embargo minyak oleh negara-negara eksportir minyak asal Timur Tengah.
Selasa, 12 Oktober 2022, pers dunia mulai merilis arahan Presiden Joko Widodo ke para menteri pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.
“Nanti beberapa menteri dan menko akan saya ajak untuk berbicara yang berkaitan dengan stress test,” kata Presiden.
Stress test hendak menguji daya-tahan sosial-ekonomi Indonesia melalui varian-varian rencana dan program terhadap krisis global, khusus nilai tukar rupiah, inflasi, krisis energi, krisis pangan, dan resesi.
Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas menyebut stress skala global saat ini akibat lonjakan biaya hidup (cost of living) dan lonjakan harga-harga, beban utang (debt distress) pada banyak negara miskin, krisis pangan, dan krisis energi.
Sedangkan Sekjen PBB António Guterres, dalam pesan video pada International Day for Disaster Risk Reduction, menyebut stres dan risiko akibat bencana iklim (climate disaster).
“People need adequate warning to prepare for extreme weather events. That is why I am calling for universal earlywarning coverage in the next five years,” kata Guterres (Xinhua, 14/10/2022).
Awal Oktober 2022, sejumlah ahli energi seperti Meckling et al. merilis hasil riset krisis energi di Eropa dan Amerika Utara. Krisis energi saat ini mendorong beberapa negara beralih ke energi bersih misalnya angin dan panas matahari; sedangkan sejumlah negara lain justru melipat-gandakan produksi bahan bakar fosil (minyak, gas, batubara).
Lonjakan harga bahan bakar fosil selama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, tidak memacu akselerasi transisi dari sistem energi fosil ke sistem energi ramah-lingkungan.
“Many suggest that the crisis may accelerate transitions away from fossil fuels and reduce greenhouse gas (GHG) emissions. Yet, governments have responded very differently to the price shock. Though some are prioritizing clean energy, others are doubling down on fossil fuel production,” ungkap Jonas Meckling et al.pada jurnal Science edisi 6 Oktober
2022.