Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Watubun
Politisi

Komarudin Watubun, SH, MH adalah anggota Komisi II DPR RI; Ketua Pansus (Panitia Khusus) DPR RI Bidang RUU Otsus Papua (2021); pendiri Yayasan Lima Sila Indonesia (YLSI) dan StagingPoint.Com; penulis buku Maluku: Staging Point RI Abad 21 (2017).

Agenda Sidang G20 Bali dan Krisis Global Kini

Kompas.com - 18/10/2022, 15:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jadi, beberapa negara melipat-gandakan produksi bahan bakar fosil.

Agenda SDGs 2030 PBB juga berisiko gagal di banyak negara.

The likely failure of many countries to meet the UN’s 2030 Sustainable Development Goals will have the largest impact on middle-income societies,” papar The National Intelligence Council (NIC,2021:29) asal AS tentang risiko gagal program agenda SDGs 2030 PBB di banyak negara.

Kebutuhan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan yang sehat dari masyarakat kelas menengah sosial-ekonomi, bakal meningkat kini dan masa datang.

Khusus Paris Agreement 2016, NIC (2021:39) menduga bahwa kenaikan pemanasan global akan mendorong negara-negara dan aktor-aktor non-negara giat melakukan riset, uji coba, dan mengembangkan program-program ‘geoengineering’ guna meredam perubahan
iklim.

Namun, tren global versi NIC (2021) itu masih sangat umum dan sangat sedikit memberi solusi konkret terhadap risiko bencana iklim kini dan ke depan.

Agenda G20 Bali

Semangat isi surat Sekjen PBB juga muncul pada harapan Presiden Joko Widodo. Agenda Presidensi G20 di Bali pada awal November 2022, menurut Presiden Joko Widodo, adalah momen katalis pemulihan ekonomi dunia.

Momentum itu semakin terbuka, saat tahun kini, Indonesia menjadi anggota Champion Group of the Global Crisis Response PBB. Sebelumnya, pada 1 Desember 2021 di Jakarta, Presiden merilis tema Presidensi G20 Indonesia: Recover Together, Recover Stronger.

Agenda Presidensi G20 Indonesia ialah (1) arsitektur kesehatan global inklusif dan tanggap krisis; (2) transformasi sosial-ekonomi digital; dan (3) sistem energi berkelanjutan.

Baca juga: Luhut: Sektor Kemaritiman Cukup Kuat Hadapi Krisis Global Seperti Covid-19

G20 mengisi 90 persen produk bruto global (G20 Foundation, 2020), 75-80 persen perdagangan dunia, 2/3 penduduk dunia, dan separuh wilayah negara-negara dunia (G20.org, 2014).

G20 adalah forum antar-pemerintah terdiri dari Uni Eropa dan 19 negara (Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Republik Indonesia (RI), Italia, Jepang,
Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat (AS). PBB, Bank Dunia, Spanyol, Uni Afrika, ASEAN, dan organisasi internasional lain menjadi tamu-undangan permanen

Sebagai anggota G20 dan tuan-rumah Presidensi G20, Indonesia dapat mewujudkan nilai universal alinea 4 Pembukaan UUD 1945 yakni menciptakan tata-dunia tertib berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Peluang Indonesia adalah peran “jembatan” mewujudkan suatu kemitraan multilateral guna mewujudkan arsitektur keuangan global yang mendukung dan mewujudkan SDGs PBB yang bernilai strategis dan jangka-panjang.

Kita baca pesan Kristalina Georgieva (2022). “Facing a Darkening Economic Outlook: How the G20 Can Respond”. Ia mengutip kearifan Bhinneka Tunggal Ika Bangsa Indonesia dalam merespons dan antisipasi krisis. “As the G20 meets to navigate the current sea of troubles, we can all take inspiration from a Balinese phrase that captures the spirit that is
needed more than ever— menyama braya, “everyone is a brother or sister,” tulis Kristalina
Georgieva.

Bangsa Indonesia memiliki filosofi navigasi gelombang dan badai yakni nilai-nilai asli dan universal Pancasila. Pilihan bangsa Indonesia, antara lain, melahirkan dan mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi yang mewujudkan nilai-nilai universal Pancasila yang menyehatkan dan merawat nilai-nilai kebaikan dan kebenaran ciptaan Tuhan Maha Esa di planet Bumi, kini dan masa datang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com