Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moh. Suaib Mappasila
Staf Ahli Komisi III DPR RI / Konsultan

Sekjen IKAFE (Ikatan Alumni Fak. Ekonomi dan Bisnis) Universitas Hasanuddin. Pemerhati masalah ekonomi, sosial dan hukum.

Memahami Peta Geopolitik dan Geoekonomi Indonesia di G20

Kompas.com - 13/09/2022, 16:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELUM ada tanda-tanda konflik Rusia dengan Ukraina akan segera berakhir. Konflik sudah memasuki bulan keenam.

Konflik diperkirakan akan berlarut dan segala upaya mendamaikan yang dilakukan banyak pihak tentu akan selalu dihargai, termasuk niat baik untuk berunding baik dari Ukraina maupun Rusia.

Jika konflik berlarut-larut, kondisi geopolitik dan geoekonomi global berimplikasi cukup serius, termasuk dampaknya bagi negara-negara di Asia Tenggara. Dari sisi geopolitik persaingan negara-negara Barat dengan Rusia diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.

Skema konflik yang terlihat selama ini seperti konstruksi persaingan Perang Dingin. Rusia sebagai kelanjutan Uni Soviet di satu sisi berhadapan dengan NATO di sisi lain.

Baca juga: Ukraina Disebut Buat Kemajuan Signifikan dalam Perang, Akan Menang?

Dalam kerangka itu, konflik ini bukan sesuatu yang mudah untuk diselesaikan karena baik Rusia maupun NATO terjebak dalam persaingan militer pola lama. Mereka masih membayangkan peran militer saat ini sama seperti saat era Perang Dingin.

Padahal, dalam konteks keamanan global sesungguhnya sudah berubah. Rusia melihat Barat atau NATO sebagai ancaman dan melihat Ukraina sebagai buffer maka dilancarkan serangan. Konteks keamanan tradisional pun mulai bermunculan dan ini tentunya berimplikasi pada dampak sisi geoekonomi.

Perspektif geoekonomi

Secara geoekonomi, sejak era Perang Dingin usai, pola ancaman dan kerja sama antara negara-negara yang bersaing di saat Perang Dingin sudah berubah.

Hal inilah yang sesungguhnya berimplikasi cukup serius, sebab berbicara geoekonomi bukan sekedar hanya membicarakan bagaimana negara-negara itu bersaing secara ekonomi-komersial, tetapi bagaimana mereka juga bekerja sama.

Dalam kerangka itu, persaingan antara Rusia dan negara-negara Uni Eropa dalam 20 tahun terakhir tidak secara langsung menghasilkan persaingan yang negatif. Justru secara geoekonomi memunculkan potensi untuk bekerja sama.

Konflik inilah yang kemudian cukup mengganggu pola kerja sama yang sudah terlihat antara Rusia dan negara-negara Eropa.

Konflik ini pun berdampak pada Indonesia. Pada pergerakan komoditas, Indonesia bergantung suplai bahan makanan terutama gandum dari kedua negara yang tengah berkonflik.

Hal tersebut patut diwaspadai terutama soal harga. Meski begitu, diyakini bahwa para pelaku usaha di bidang ini secara jangka pendek dan menengah sudah menyiapkan langkah-langkah antisipatif dengan mencari sumber suplai bahan makanan dari negara-negara lain seperti Amerika atau Australia.

Konflik Rusia dengan Ukraina berpengaruh pada rantai pasokan. Terlebih saat ini, konflik tersebut telah secara eksponensial menstimulus naiknya harga minyak dunia, yang kemudian menstimulus naiknya harga-harga kebutuhan pokok lain, termasuk industri manufakturing dan industri pengolahan terutama yang berkaitan dua sektor, yaitu sektor elektronik dan otomotif.

Diakui, konflik Ukraina dan Rusia tidak langsung berhubungan dengan supply chain elektronik dan otomotif di Indonesia, atau bahkan dengan negara-negara yang mempunyai hubungan dagang seperti Malaysia,Thailand, Philipina, atau Vietnam.

Namun bila melihatnya secara lebih luas maka akan berdampak. Dalam kerangka itu, sebagai pemegang amanah Presidensi G-20, Indonesia dipandang bisa memanfaatkan dan berperan dalam mencari solusi konflik tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com