Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru Berencana Pungut Pajak ke Petani atas Sendawa dan Kentut Sapi, untuk Apa?

Kompas.com - 13/10/2022, 12:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selandia Baru berencana memungut pajak kepada petani atas sendawa dan kentut sapi mereka.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden mengonfirmasi saat konferensi pers pada Selasa (11/10/2022), pemerintahnya akan mendorong maju proposal untuk membuat petani membayar emisi ternak mereka.

Dilansir dari CNN, hal tersebut dalam upaya untuk memerangi perubahan iklim.

"Ini adalah langkah maju yang penting dalam transisi Selandia Baru ke masa depan rendah emisi dan memenuhi janji kami untuk menetapkan harga emisi pertanian mulai 2025," kata Ardern.

Baca juga: Para Ilmuwan Temukan Golongan Darah Baru, Apa Namanya?


Selandia Baru adalah pengekspor ternak dan daging utama, dan memiliki sekitar 10 juta sapi dan 26 juta domba.

Pertanian menyumbang setengah dari total emisi negara, termasuk 91 persen dari emisi biogenik metana, gas rumah kaca yang kuat dengan lebih dari 80 kali kekuatan pemanasan global karbon dioksida dalam jangka pendek.

Selandia Baru menjadi yang pertama di dunia memperkenalkan skema yang mengharuskan petani membayar emisi gas rumah kaca pertanian mereka.

"Belum ada negara lain di dunia yang mengembangkan sistem untuk penetapan harga dan pengurangan emisi pertanian, sehingga petani kami akan mendapat manfaat dari menjadi penggerak pertama," kata Ardern.

Baca juga: Atasi Inflasi, Selandia Baru Berikan Bansos Rp 3,2 Juta bagi Warganya

Ilustrasi sapi, ternak sapi, sapi makan rumput.PIXABAY/MABEL AMBER Ilustrasi sapi, ternak sapi, sapi makan rumput.

Namun, kelompok tani tidak memiliki keyakinan yang sama dan telah menyuarakan keprihatinan tentang biaya tinggi yang akan dikenakan pada industri.

Hal itu salah satunya disuarakan Ketua Kelompok Lobi Pertanian Beef+Lamb Selandia Baru, Andrew Morrison.

"Kami tidak akan menerima sistem yang secara tidak proporsional menempatkan petani dan komunitas kami dalam risiko," ujarnya.

Sementara itu, presiden badan advokasi pedesaan Federated Farmers Andrew Hoggard mengatakan bahwa rencana pemerintah akan "menghancurkan kota kecil Selandia Baru".

Baca juga: Selandia Baru Gelar Konser 50.000 Penonton, Terbesar sejak Pandemi!

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh akan dikembalikan ke sektor pertanian melalui teknologi baru, penelitian, dan pembayaran insentif kepada petani.

Beberapa dari teknologi ini sudah digunakan.

Para peneliti di perusahaan susu Fonterra sedang menguji coba efek "Kowbucha", probiotik yang dianggap mengurangi sendawa yang mengeluarkan metana.

"Dengan memberi penghargaan kepada petani yang mengambil tindakan untuk mengurangi emisi mereka, kami dapat mendukung lebih banyak petani untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan mereka sambil mencapai tujuan iklim," ujar Menteri Pertanian Selandia Baru Damien O'Connor.

Baca juga: Selandia Baru Terbaik Tangani Covid-19, seperti Apa Penanganan di Sana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com