Gejala:
- Fase demam berlangsung pada hari pertama sampai ketiga setelah terinfeksi virus dengue.
- Seseorang akan mengalami demam hingga 39 - 40 derajat celsius dan disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, nyeri, ngilu sendi, sakit kepala, dan kadang ruam kemerahan di kulit.
Penanganan:
- Karena gejala tersebut, para penderita DBD harus dipastikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi.
- Frekuensi buang air kecil harus selalu dipantau, setidaknya tiap enam jam untuk memastikan kecukupan cairan.
2. Fase kritis
Gejala:
- Berlangsung pada hari ketiga sampai kelima.
- Pada kondisi ini, demam justru turun.
- Jika yang dialami adalah demam dengue (DD), maka kondisi seseorang cenderung akan membaik, yakni lemas berkurang, nafsu makan dan minum membaik, serta mulai aktif kembali.
- Tapi, jika yang dialami adalah DBD, maka pada fase ini terjadi kebocoran plasma yang harus dipantau secara ketat. Indikasi dini kebocoran pembuluh darah tersebut dapat dilihat saat penderita demam berdarah mengalami muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.
Penanganan:
- Seseorang mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit.
- Ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.
- Penderita juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan sendirinya.
3. Fase penyembuhan
Gejala:
- Terjadi sesudah 5-7 hari.
- Pada fase ini, demam yang sudah turun kadang naik sesaat, tetapi tidak setinggi sebelumnya sehingga menyerupai pelana kuda.
- Fase kadang disertai ruam merah yang merata hampir di seluruh tubuh (convalescene rash) yang akan hilang sendiri.
Penanganan:
- Seseorang secara umum akan membaik.
- Beri asupan nutrisi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk kadar trombosit.
Baca juga: Waspada DBD, Ini 8 Tanaman yang Bisa Mengusir Nyamuk
Pencegahan DBD
Salah satu cara untuk mencegah infeksi DBD, yakni melakukan vaksin demam berdarah. Saat ini, vaksin demam berdarah telah tersedia dengan nama dagang Dengvaxia.
Vaksin ini bisa diberikan mulai dari usia 9-45 tahun. Untuk dosisnya, vaksin Dengvaxia diberikan dalam tiga dosis dalam jangka waktu 12 bulan.
Selain itu, langkah lain untuk mencegah infeksi DBD bisa dengan 3M, yakni:
- Menutup tempat penyimpanan air yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
- Menguras tempat penampungan air.
- Mengubur barang bekas.
Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC
Pengobatan DBD
Sementara, tidak ada obat-obatan khusus yang perlu dikonsumsi untuk menyembuhkan demam berdarah.
Adapun obat-obatan yang dikonsumsi atau yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk meringankan gejala, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Yang perlu diperhatikan adalah penderita untuk tetap beristirahat dan pastikan asupan cairan cukup agar ia tidak dehidrasi.
Berikan cairan berupa air putih, jus buah, atau cairan elektrolit. Saat memberikan minuman untuk pasien DBD, usahakan minuman tidak diberikan dalam jumlah banyak sekaligus.
Pemberian cairan dalam jumlah besar sekaligus dapat memicu mual dan muntah.
Selain itu, pantau terus suhu tubuh dan kondisi kesehatan penderita DBD sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
(Sumber: Kompas.com/Mahardini Nur Afifah, Irawan Sapto Adhi, Nadia Faradiba, Retia Kartika Dewi | Editor: Mahardini Nur Afifah, Irawan Sapto Adhi, Nadia Faradiba, Rendika Ferri Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.