Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga BBM di Indonesia Naik Saat di Malaysia Turun? Ini Beberapa Alasannya

Kompas.com - 06/09/2022, 08:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Kebijakan BBM subsidi naik itu mengakibatkan harga Pertalite dari yang semula Rp 7.650  menjadi Rp 10.000 per liter, sedangkan untuk Solar naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.

Adapun harga Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter usai mengalami kenaikan dari yang semula Rp 12.500 per liter.

Kontras dengan Indonesia, negara tetangga Malaysia justru menurunkan harga BBM pada minggu lalu.

Dilansir dari Malaymail, Rabu (24/8/2022), Kementerian Keuangan Malaysia mengumumkan harga eceran untuk bensin dengan RON97 mengalami penurunan sebesar lima sen, dari yang semula 4,35 ringgit Malaysia per liter menjadi 4,30 ringgit Malaysia per liter.

Hingga pekan selanjutnya pada 1-7 September 2022, Pemerintah Malaysia belum mengumumkan harga BBM terbaru.

Lantas, mengapa harga BBM di Indonesia malah naik ketika Malaysia menurunkan tarif bahan bakar?

Baca juga: UPDATE Harga BBM Pertalite hingga Pertamax di Seluruh Indonesia Mulai Hari Ini


Beda angka subsidi

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan, perbedaan kebijakan yang diambil oleh Indonesia dan Malaysia ini erat berpengaruh kepada besaran subsidi yang dikeluarkan masing-masing negara itu.

"Jangan dibandingkan dengan Malaysia saja, yang lain juga. Semakin murah boleh jadi subsidi semakin besar per liternya," terang Saleh saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Menurut dia, terdapat beberapa alasan mengapa sebuah negara mampu memberikan subsidi yang cukup besar untuk BBM, di antaranya kemampuan fiskal, jumlah konsumen yang mendapat subsidi, dan peran subsidi itu dalam menstimulus perekonomian serta mengurangi dampak inflasi.

Hal serupa juga disampaikan oleh pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin.

Menurut dia, kedua negara ini sama-sama melakukan subsidi. Namun, presentasi besaran subsidi BBM kedua negara itu memang berbeda.

"Dari sisi proporsi subsidi terhadap APBN, Malaysia itu lebih besar daripada indonesia," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022).

"Katakanlah di bulan April harga minyak baru akan naik, Malaysia itu subsidinya sekitar 8,5 persen dari APBN. Indonesia itu sekitar 4,9 persen atau katakanlah 5," imbuhnya.

Baca juga: BBM Naik, Benarkah Upah Pekerja Juga Akan Naik?

Beda gaya subsidi

Selain itu, Eddy mengatakan bahwa gaya subdisi BBM yang diterapkan kedua negara ini juga tidak sama.

Halaman:

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com