KOMPAS.com - Penderita darah tinggi atau hipertensi kerap dikaitkan dengan sifat yang mudah tersulut kemarahan.
Banyak orang yang mengatakan bahwa penderita darah tinggi suka marah dan memiliki emosi yang tidak stabil.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Baru-baru ini, studi menunjukkan bahwa pria yang marah memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dan lebih berisiko terkena penyakit jantung.
Menurut Health Central, tidak ada mekanisme pasti mengapa kemarahan bisa meningkatkan tekanan darah tinggi.
Akan tetapi, hal itu kemungkinan bisa terjadi karena peningkatan aktivasi sistem saraf pada orang marah yang bisa menyebabkan kadar katekolamin menjadi lebih besar (seperti adrenalin), sehingga menumpuk dan meningkatkan tekanan darah.
Sayangnya, penyakit tekanan darah tinggi adalah gangguan kesehatan yang tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikendalikan.
Baca juga: Kebanyakan Mengonsumsi Makanan Asin? Ini 9 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Berikut Kompas.com merangkum cara menurunkan tekanan darah tinggi yang naik ketika marah.
Penelitian menyebutkan bahwa berolahraga dapat mengurangi stres sehingga penderita darah tinggi tidak mudah marah.
Untuk sebagian orang, olahraga aerobik seperti tinju atau jogging cukup efektif menjaga suasana hati.
Namun, untuk sebagian orang lainnya olahraga yoga sangat ideal untuk mengatasi tekanan darah tinggi saat marah.
Dilansir dari Mayo Clinic, tidur yang tidak teratur atau waktu tidur yang kurang dapat berpengaruh pada perasaan stres dan kecemasan sehingga berpengaruh pada tekanan darah Anda.
Kurang tidur juga berdampak negatif pada suasana hati, kewaspadaan mental, tingkat energi, hingga kesehatan fisik.
Anda bisa memulai membenahi waktu tidur dan mengurangi konsumsi kafein. Sebab, kurangnya waktu tidur merupakan stimulan dan dapat meningkatkan tekanan darah.
Baca juga: Simak, Ini Tekanan Darah Normal Sesuai Usia
Bagi Anda yang kerap merasa terburu-buru, luangkan beberapa menit untuk meninjau agenda dan daftar acara Anda.
Sebab, kebiasaan terburu-buru itu dapat berakibat pada rasa stres yang berpengaruh pada peningkatan tekanan darah.