Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diderita Ruben Onsu

Kompas.com - 24/07/2022, 08:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presenter kenamaan Ruben Onsu belum lama ini mengaku dirinya mengidap sebuah gangguan kesehatan yang disebut sebagai Empty Sella Syndrome.

Hal itu ia ceritakan kepada sahabatnya, Irfan Hakim dan Raffi Ahmad dalam sebuah program di televisi swasta nasional, beberapa hari yang lalu.

"Kemarin itu aku sudah MRI. Jadi, ada bercak-bercak putih di bagian otak, A. Dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," kata Ruben.

Kondisi kesehatannya itulah yang membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan membuat dirinya tak tahan jika berada di ruangan dengan suhu dingin dalam waktu lama.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lesi Otak seperti yang Diidap Ruben Onsu?

Lantas apa itu Empty Sella Syndrome?

Mengenal apa itu Empty Sella Syndrome

Dikutip dari Mount Sinai, Empty Sella Syndrome adalah kondisi di mana kelenjar yang bernama pituitari menyusut atau menjadi rata.

Kelenjar pituitari adalah kelenjar yang berukuran kira-kira sebesar kacang yang ditemukan pada dasar otak.

Disebut sebagai Empy Sella, karena kelenjar pituitari terletak di dalam sebuah ruang yang disebut Sella. Ketika kelenjar itu menyusut atau rata, keberadaannya tidak bisa  terlihat saat pasien dilakukan MRI.

Itulah mengapa penyakit ini disebut sebagai Empty Sella Syndrome atau yang jika diartikan adalah Sindrom Sella Kosong. 

Baca juga: Mengenal Sindrom Putri Tidur atau Sleeping Beauty Syndrome

Penyebab Empty Sella Syndrome

Pembawa acara Ruben Onsu (tengah) menuturkan tentang penyakit yang diidapnya di program FYP di Trans7 yang dipandu Irfan Hakim (kiri) dan Raffi Ahmad.YouTube Trans7 Official Pembawa acara Ruben Onsu (tengah) menuturkan tentang penyakit yang diidapnya di program FYP di Trans7 yang dipandu Irfan Hakim (kiri) dan Raffi Ahmad.

Setiap penyakit pasti datang dengan sebab tersendiri, begitu pula dengan Empty Sella Syndrome ini.

Disebutkan, penyebab kelenjar pituitari menjadi rata atau menyusut adalah adanya cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, bernama serebrospinal (CSF).

Ketika Sella kosong, CFS ini bocor ke dalam sella tursika dan memberi tekanan pada hipofisis. Tekanan inilah yang menyebabkan kelenjar pituitari menjadi menyusut atau rata.

Baca juga: Mengenal Twin to Twin Transfusion Syndrome, Deteksi, dan Penanganannya

Gejala Empty Sella Syndrome

Empty Sella Syndrome mungkin belum terlalu familiar di tengah masyarakat, namun kita bisa mendeteksi keberadaan kondisi ini dengan memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkan.

Gejala dari Empty Sella Syndrome di antaranya adalah sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com