Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Inflasi? Ini Pengertian, Penyebab, hingga Dampaknya

Kompas.com - 16/07/2022, 15:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Inflasi yang terjadi di berbagai negara di dunia menjadi perbincangan publik.

Seperti yang dialami Amerika Serikat (AS), inflasi yang terjadi Juni 2022 dilaporkan sebesar 9,1 persen. Angka ini merupakan yang terbesar sejak 1981.

Tak hanya AS, Sri Lanka juga menjadi salah satu negara yang mengalami inflasi yang mencapai 60 persen pada 2022.

Lantas, apa itu inflasi? apa penyebab dan dampaknya?

Baca juga: Perang Rusia Ukraina Bisa Pengaruhi APBN dan Picu Inflasi, Benarkah?

Apa itu Inflasi?

Dikutip dari Bank Indonesia, Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kebalikan dari inflasi, yakni deflasi, yakni penurunan harga barang secara dan terus-menerus.

Sementara itu, dikutip dari IMF, Inflasi dalam ukuran yang lebih luas biasanya ditunjukkan dari kenaikan harga secara keseluruhan atau kenaikan biaya hidup di suatu negara.

Dikutip dari Investopedia, Inflasi diukur untuk mengetahui dampak keseluruhan dari perubahan harga serangkaian produk dan layanan.

Pengukuran ini memungkinkan representasi nilai tunggal dari kenaikan harga barang dan jasa pada perekonomian suatu negara dalam periode tertentu.

Baca juga: Inflasi AS Capai 9,1 Persen dan Terbesar sejak 1981, Ini Kata Menkeu AS Janet Yellen

Penyebab inflasi

Terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan inflasi. Salah satunya adalah adanya peningkatan jumlah uang yang beredar.

Sebab uang meningkat salah satunya bisa muncul karena mencetak dan memberikan lebih banyak uang kepada warga.

Selain itu, bisa muncul karena secara hukum mengurangi nilai mata uang yang sah dan meminjamkan uang sebagai kredit rekening cadangan melalui sistem perbankan dengan membeli obligasi pemerintah dari bank di pasar sekunder.

Pada akhirnya, inflasi bisa muncul karena uang kehilangan daya belinya.

Selain itu, inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi.

Baca juga: Dampak Inflasi Terhadap Negara

Dampak inflasi

Inflasi yang tinggi bisa menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun, sehingga standar hidup masyarakat juga akan turun.

Akibatnya akan mengakibatkan semua orang terutama yang miskin akan bertambah miskin.

Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Inflasi yang tidak stabil juga akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif, sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah.

Karena itulah, Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir, Inflasi AS Capai 9,1 Persen

Cara mengukur inflasi

Menurut IMF, Inflasi Harga Konsumen (IHK) biasanya adalah inflasi yang paling banyak diukur.

Adapun IHK perhitungan biaya hidup konsumen dihitung dari harga banyak barang dan jasa pada masing-masing anggaran rumah tangga.

Untuk mengukur rata-rata biaya hidup konsumen biasanya lembaga pemerintah akan melakukan survei rumah tangga untuk mengidentifikasi apa saja yang biasa dibeli dan melacak dari waktu ke waktu harga barang tersebut.

Biaya yang relatif dari pengeluaran konsumen adalah Indeks Harga Konsumen (CPI), sedangkan perubahan CPI pada periode tertentu adalah inflasi harga konsumen.

Di Indonesia, perhitungan Inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang terkoneksi dengan metadata SEKI-IHK.

Baca juga: Pengertian Apa itu Resesi dan Dampaknya

Sebagai informasi, Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Adapun Inflasi Harga konsumen diukur dalam tujuh kelompok, yakni:

  • Bahan Makanan.
  • Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau.
  • Perumahan.
  • Sandang.
  • Kesehatan.
  • Pendidikan dan Olahraga.
  • Transportasi dan Komunikasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com