Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Bahasa Indonesia Harimurti Kridalaksana Meninggal Dunia

Kompas.com - 11/07/2022, 15:20 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar duka datang dari dunia pendidikan Indonesia.

Salah satu tokoh bahasa Indonesia dan pakar linguistik Tanah Air, Harimurti Kridalaksana, meninggal dunia pada Senin (11/7/2022) di RSUD Pasar Minggu, Jakarta. 

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh akun Twitter resmi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

"Civitas akademika Unika Atma Jaya turut berduka cita atas berpulangnya Prof. Dr. KPH Harimurti Kridalaksana (Rektor Unika Atma Jaya periode 1999-2003). Selamat jalan Prof, jasamu akan selalu kami kenang," tulis akun tersebut.

Berikut profil dan sosok Harimurti Kridalaksana:

Profil Harimurti Kridalaksana

Harimurti Kridalaksana dilahirkan pada 23 Desember 1939 di Ungaran, Jawa Tengah, dan memiliki nama lengkap Raden Mas Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana.

Ia lebih dikenal dengan dua nama belakangnya.

Baca juga: Dukung Literasi Nasional, Badan Bahasa Kirim Lebih dari 2,5 Juta Buku ke Daerah 3T

Dikutip dari laman Badan Bahasa Kemendikbud Ristek, Harimurti merupakan lulusan Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, pada 1963.

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke berbagai kampus di luar negeri, seperti University of Pittsburg (1971) di bidang pendidikan kebahasaan.

Ia juga sempat mengenyam pendidikan di University of Michigan Ann Arbor dan University of Michigan.

Pada 1985, ia menjadi pengajar dan peneliti tamu di Johan Wolfgang Goethe Universitat, Jerman, dan meraih gelar doktor bidang ilmu sastra dua tahun kemudian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com