Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fathurrohman

Analis Kejahatan Narkotika

Babak Baru Drama Ganja

Kompas.com - 02/07/2022, 11:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Toh pada akhirnya Thailand juga direpotkan karena ganjanya dikonsumsi oleh remaja yang berakibat overdosis.

Pemerintah kemudian membuat aturan pelarangan konsumsi ganja untuk usia 20 tahun ke bawah kecuali untuk kebutuhan medis.

Situasi tersebut menunjukkan ada ketidakmatangan dalam liberalisasi ganja di negeri gajah putih tersebut.

Begitu juga dengan narasi ganja medis, jangan sampai menjadi tameng untuk dekriminalisasi ganja secara sporadis. Ada detail-detail yang harus mendapat perhatian.

Saya jadi ingat dengan pernyataan singkat dan padat Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, pada saat berkunjung ke Kanada tahun 2018.

Rutte merespons rencana Kanada pada saat itu dengan mengatakan, “Don’t try it.” Rutte paham bahwa ganja secara masif tersebar di Belanda dan penggunannya tidak terkendali.

Katanya, ganja yang beredar di negaranya mempunyai dampak lebih keras, buruk untuk kesehatan, khususnya untuk anak-anak muda. Belanda tampak kesulitan mengendalikan peredaran ganja.

Jalan tengah untuk Indonesia yang mungkin dapat diambil saat ini adalah menempatkan ganja seperti morfin.

Morfin adalah produk turunan dari tanaman opium. Tanaman tersebut pada dasarnya dilarang, namun morfin dilegalkan asalkan dengan resep dokter yang sangat ketat.

Jadi, bukan legalisasi tanaman ganjanya karena potensi penyalahgunaannya akan tidak terkendali.

Perlu dicatat penyalahgunaan ganja menempati rangking pertama di Indonesia dari tahun ke tahun.

Rilis terbaru BNN menyebutkan sebanyak 41,4 persen atau lebih dari 1,5 juta penduduk dalam kategori pakai ganja setahun terakhir.

Melegalkan ganja secara membabi-buta seperti yang disampaikan oleh pemuda yang saya temui adalah keliru.

Tanaman ciptaan Tuhan ini mengandung rahasia yang harus dibedah. Bukan dikonsumsi secara bebas atau selalu menganggap pelarangan ganja hanyalah bualan politik belaka.

Revisi undang-undang narkotika yang ada di depan mata ini akan membawa ganja pada babak baru. Babak baru tersebut adalah drama yang menarik untuk kita saksikan. Semoga bukan drama yang menyedihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com